ADVERTORIAL
Pemkab Way Kanan Ingin Kembalikan Kejayaan Lada
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Way Kanan menginginkan dikembalikannya komoditas kejayaan lada untuk di masa mendatang.
Jadi persoalan busuk pangkal batang sudah identifikasi, karena penyakit phytophthora capsici.
Demi mengatasi itu, sudah dilakukan penelitian dengan mengisolasi musuh antagonis phytophthora capsici.
“Kita sudah melakukan itu di laboratorium bioteknologi dan ternyata dari 20 isolat kita dapatkan dua trichoderma asperellum yang mampu menekan perkembangan phytophthora itu,” kata Irwan.
Trichoderma asperellum berperan menjadi antagonis phytophthora.
Walaupun phytophthora ada di lahan tersebut, dengan diberikan trichoderma, perkembangan sangat terhambat dan tidak bisa menginfeksi tanaman lada dan tidak mati sehingga bisa produksi.
“Trichoderma juga berfungsi memperkuat batang tanaman lada dan berperan sebagai endofit. Kita sudah dapatkan dan tinggal aplikasikan,” bebernya.
"Penelitian sudah dilakukan di laboratorium, uji coba rumah kaca dan uji coba di lapangan dan secepatnya kita sudah bisa mengatasi persoalan phytophthora," kata Irwan.
Untuk skenario kedua, dilakukan dengan melakukan grafting tanaman lada liar dengan tanaman lain yang tahan dengan phytophthora.
“Jadi lada liar (piper colubrinum). Bagian batang bawah silakan pakai yang disukai masyarakat apakah Natar 1, Natar 2 atau Petaling. Kita sambung dengan melada.
Namun sebelumnya kita coba infeksi phytophthora dengan jumlah yang sangat besar. Rata-rata di Lampung dengan tingkat infeksi 1x10 pangkat 6 CFO tanaman lada sudah mati, tapi 1x10 pangkat 8 CFO pada melada sehat-sehat saja.
Selanjutnya tanaman disambung dan ditanam, jadi skenario dua yaitu grafting dan aplikasi yrichoderma. Insya Allah dengan kombinasi keduanya persoalan busuk batang bagi lada bisa diatasi dan harapannya kejayaan komoditas lada bisa kembali bangkit sesuai denga Kartu Petani Berjaya (KPB). (*)