Habib Rizieq Ungkap Alasannya Pakai Jargon Revolusi Ahlak dan Sebut Musuh FPI Bukan Pemerintah Tapi?
"Bebaskan Habib Bahar bin Smith, bebaskan doktor Syahganda Nainggolan, bebaskan Bapak Anton Permana, Jumhur Hidayat." "Tunjukkan niat baik, ada kein
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Tokoh Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab telah kembali ke Indonesia setelah 3 tahun lebih menetap di Arab Saudi.
Sesampainya di Indonesia Habib di sambut gegap gembita oleh sekitar jutaan umat muslim bahkan tak sedikit tokoh non muslim yang ikut menyambutnya.
Tiba di tanah air, tokoh yang terkenal sebagai oposisi pemerintah itupun langsung bersuara lantang.
Satu di antara beberapa keinginan Habib Rizieq yang menyatakan siap rekonsiliasi dengan pemerintah dengan sejumlah syarat.
Beberapa syarat yang disampaikan adalah meminta pemerintah membebaskan sejumlah ulama hingga tokoh Koalisi Aksi menyelamatkan Indonesia (KAMI), mahassisqwa dan pelajar yang masih ditahan.
Permintaan itu disampaikan oleh Habib Rizieq di Markaz Syariah Petamburan, Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Awalnya, Habib Rizieq menyinggung bagaimana dirinya sudah pernah menyampaikan keinginan untuk membuka pintu dialog dengan pemerintah.

Baca juga: Unggah Video Sambut Habib Rizieq, Prajurit TNI AU Ditahan
Baca juga: Anies Baswedan Temui Rizieq Shihab, Tengku Zulkarnain: Tidak Bahas Soal Politik
Baca juga: Buka Peluang Rekonsiliasi dengan Pemerintah, Habib Rizieq Minta Bebaskan Ulama
Ia menyebut hal itu dilakukannya sebelum Pilkada DKI terakhir atau tahun 2017 lalu.
"Sudah kita tawarkan, kalau pemerintah mau duduk dengan para Habib, para ulama, kami siap 24 jam," ujar Habib Rizieq, dijutip dari YouTube Front TV.
"Tentukan tempatnya, waktunya, kami datang."
Habib Rizieq mengklaim, pemerintah enggan melakukan dialog, namun justru melakukan kriminalisasi terhadap ulama.
"Tapi apa jawaban yang kita terima? Jawaban yang kita terima bukan pintu dialog dibuka, bukan rekonsiliasi dilaksanakan," ujar Habib Rizieq.
"Justru yang kita dapatkan kriminalisasi ulama."
Habib Rizieq menegaskan, ke depannya nanti, ia siap untuk berdialog dengan pemerintah namun dengan sejumlah syarat.
"Tapi stop dulu kriminalisasi ulama, stop dulu kriminalisasi para aktivisnya," kata dia.