Penganiayaan di Lampung Tengah
Keponakannya Tewas Dibacok, Anggota DPRD Lampung Tengah Minta Pelaku Dihukum Setimpal
Jauhari Subing, paman korban dan juga tokoh masyarakat Kampung Lempuyang Bandar, mengatakan, pelaku tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Penulis: syamsiralam | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Syamsir Alam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG TENGAH - Kerabat bocah yang menjadi korban penganiayaan dan pembunuhan di Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah meminta pelaku dihukum setimpal.
F (8), siswa SD di Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, tewas dengan cara yang tragis.
Tubuhnya ditemukan warga dalam kondisi bersimbah darah di dekat tobong bata, Sabtu (14/11/2020).
Mengalami luka bacokan di sekujur tubuhnya, nyawa F tak dapat diselamatkan.
Parahnya lagi, pelakunya adalah EYT alias Yanto, pamannya sendiri.
Peristiwa tragis itu mengundang reaksi keras, terutama dari pihak keluarga.
Baca juga: BREAKING NEWS Geger Bocah 8 Tahun Tewas Bersimbah Darah di Terusan Nunyai, Lampung Tengah
Baca juga: Pria Bacok Keponakannya di Terusan Nunyai Diringkus Polisi saat Sembunyi di Menggala
Ternyata, korban tercatat masih keponakan anggota DPRD Lampung Tengah Jauhari Subing.
Jauhari Subing, paman korban dan juga tokoh masyarakat Kampung Lempuyang Bandar, mengatakan, pelaku tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Apalagi korbannya adalah seorang bocah delapan tahun.
"Kami berharap supaya penegak hukum dapat memberikan hukuman maksimal kepada pelaku. Karena kami pihak keluarga sangat terpukul atas perlakuan pelaku atas keponakan kami (korban)," ujar Jauhari Subing, Senin (16/11/2020).
Jauhari Subing menyebutkan, keluarga besarnya saat ini masih sangat terpukul atas kematian F.
"Kami masih sangat terpukul atas kepergian keponakan kami. Apalagi kabar yang kami terima atas perbuatan pelaku yang begitu kejam," jelasnya.
Kendati begitu, Jauhari Subing berharap masyarakat, khususnya di Kecamatan Terusan Nunyai dan Way Pengubuan, untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan informasi yang belum jelas kebenarannya.
"Jangan terprovokasi dan ada tindakan yang merugikan masyarakat banyak. Kita serahkan proses hukum kepada pihak yang berwajib, dan kita ikuti supaya (pelaku) dapat dihukum maksimal," tandasnya.
Jauhari juga menyinggung terkait peredaran narkoba di Terusan Nunyai yang diduga memengaruhi pelaku dalam menjalankan aksinya.
"Kami juga meminta supaya peredaran narkoba di sana (Terusan Nunyai) dapat ditekan, karena salah satu dugaan pelaku berani melakukan aksinya (penganiayaan dan pembunuhan) akibat pengaruh narkoba," pungkasnya.
Mendapat Bisikan Gaib
Polisi membeberkan motif seorang paman tega membacok keponakannya sendiri di Terusan Nunyai, Lampung Tengah.
EYT, pelaku pembacokan terhadap keponakannya, mengaku mendapat bisikan gaib.
Selain itu, ia mengaku kesal pada ayah korban yang tak memberinya pinjaman uang.
F (8), warga Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, tewas dengan cara yang tragis.
Siswa SD itu ditemukan warga dalam kondisi bersimbah darah, Sabtu (14/11/2020).
Kapolsek Terusan Nunyai Iptu Santoso mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, EYT mengaku kesal pada Romi, ayah korban, karena tidak dipinjami uang.
"Sebelumya pelaku mau minjam uang ke ayah korban Rp 1 juta, namun tidak diberi," ujar Iptu Santoso, Minggu (15/11/2020).
Setelah hendak keluar rumah orangtua korban, pelaku mengaku mendapat bisikan gaib untuk membunuh F.
"Saat itu pelaku memanggil F. Korban diajak pelaku. Bilangannya mau diajarkan mengendarai motor," jelasnya.
Setelah sampai di tobong bata areal Gang Warid, hanya beberapa ratus meter dari rumah korban, pelaku EYT lantas membacok korban dengan pisau, kemudian meninggalkannya begitu saja.
Diringkus di Menggala
EYT, pelaku pembacokan terhadap keponakannya sendiri, diringkus polisi.
EYT diamankan setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Sabtu (14/11/2020).
Kapolsek Terusan Nunyai Iptu Santoso mengatakan, EYT ditangkap saat bersembunyi di Menggala, Tulangbawang.
"Setelah kami lakukan pengejaran, akhirnya EYT kami amankan di tempat persembunyiannya di Menggala, Tulangbawang, Sabtu sekitar pukul 23.45 WIB," kata Iptu Santoso, Minggu (15/11/2020).
Saat ini EYT masih diperiksa di Mapolsek Terusan Nunyai.
Polisi juga tengah mendalami motif pelaku membacok bocah delapan tahun yang merupakan keponakannya sendiri.
"Kami masih melakukan pengembangan perkara atas kasus ini. Sementara pelaku kami kenakan pasal 80 UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak," pungkasnya.
Dibacok Pamannya Sendiri
F (8), warga Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, mengalami nasib tragis.
Siswa SD itu ditemukan warga dalam kondisi bersimbah darah, Sabtu (14/11/2020).
Korban meninggal dunia saat dirujuk ke RSUDAM Bandar Lampung.
Kapolsek Terusan Nunyai Iptu Santoso mewakili Kapolres AKBP Popon Ardianto Sunggoro membenarkan penemuan anak dengan luka bacok di tubuhnya.
Berdasarkan keterangan saksi, kata dia, F menjadi korban pembacokan yang dilakukan oleh EYT (21), pamannya sendiri.
"Benar. Korban menjadi korban pembacokan oleh EYT, yang masih berstatus paman korban," terang Iptu Santoso, Minggu (15/11/2020).
Menurut Santoso, F mengalami luka bekas sayatan senjata tajam di bagian leher dan paha.
Akibat luka yang cukup parah, nyawa korban tak bisa diselamatkan.
"Setelah sempat dilarikan ke RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung, korban tak bisa diselamatkan, dan dinyatakan meninggal dunia," kata Iptu Santoso.
Ditemukan di Tobong Bata
Peristiwa berawal saat warga digegerkan dengan penemuan anak laki-laki bersimbah darah, Sabtu (14/11/2020) sekitar pukul 17.00 WIB.
Berdasarkan keterangan warga, F ditemukan di areal tobong bata dengan luka sayatan senjata tajam di bagian leher dan paha.
"Posisinya tertelungkup dan sudah bersimbah darah. Karena banyak yang teriak minta tolong, lalu warga mendatangi lokasi," kata warga yang enggan disebutkan namanya, Minggu (15/11/2020).
Selanjutnya siswa SD itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit Yukum Medical Center, Kecamatan Terbanggi Besar.
"Kalau dilihat dari luka dan darahnya, kayaknya korban belum lama mengalami luka akibat sayatan senjata tajam," ujarnya.
Belakangan diketahui F adalah anak Romi, warga Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai.
Pihak Rumah Sakit Yukum Medical Center akhirnya merujuk korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Bandar Lampung.
Namun sayang, nyawa korban tak dapat diselamatkan. (Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)