Tribun Bandar Lampung
Masih Ada Warga Bandar Lampung BAB di Kali Belau Telukbetung Selatan
Tak jarang limbah feses terlihat hanyut akibat aliran sungai yang dipakai banyak masyarakat untuk beraktivitas.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribunlapung.co.id V Soma Ferrer
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Aliran sungai Belau, Gedung Pakuon, Telukbetung Selatan terlihat tenang, Rabu (18/11/2020).
Dibarengi air yang berwarna kecoklatan dan beberapa sampah yang tersangkut di bebatuan, terlihat sejumlah aktivitas keseharian di sana.
Berdasarkan pantauan, terlihat sejumlah masyarakat tengah mandi, mencuci pakaian, membersihkan bahan makanan di sana.
Bahkan saat lebih diamati, terdapat masyarakat yang tengah asyik melangsungkan kebutuhan biologis seperti buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK).
Tak jarang limbah feses terlihat hanyut akibat aliran sungai yang dipakai banyak masyarakat untuk beraktivitas.
Baca juga: Sanitasi Aman di Bandar Lampung Masih di Bawah Satu Persen
Baca juga: Istri Keluar Bekerja, Ayah di Lampung Tengah Masuk Kamar Lalu Cabuli Anak Tiri yang Masih SD
Di beberapa titik juga terlihat pipa dan selang yang mengalirkan limbah rumah tangga.
Aisyah (50) warga setempat mengaku telah terbiasa dengan adanya fenomena tersebut.
Saat ditemui, dirinya tengah berada di tepian aliran Kali Belau untuk mandi.
"Sudah biasa, sehari-hari saya mandi di sini," kata dia.
Diakuinya, air kali tersebut digunakannya untuk beragam keperluan.
"Kecuali untuk makan dan minum, semua pakai air di sini. Misalnya, mencuci dan mandi ya di kali," terangnya.
Diakuinya, masih banyak keluarga di lingkungan sekitar yang tidak memiliki jamban untuk membuang fesesnya.
"Hampir satu kampung di tempat saya tinggal ga punya jamban, memang biasa buang kotoran di sini (kali Belau)," terangnya.
Ia menyebut, aktivitas demikian sudah ia lakukan selama puluhan tahun terhitung sejak menetap di perkampungan sekitar.
"Lama banget mas, anak saya saja sudah delapan," terangnya.
Kemudian, salah seorang pria paruh baya kepada Tribunlampung.co.id mengatakan dirinya dan banyak masyarakat yang tinggal di bantaran kali membuang limbah rumah tangga disana.
"Dari WC memang dibuat pipa yang mengarah ke kali," terang dia.
"Iya, memang sih banyak aktivitas di kali yang memerlukan air bersih," lanjut dia.
Lebih jauh, terlihat pula usia anak yang tengah bermain di kali tersebut.
Kepada Tribunlampung.co.id, beberapa anak mengaku telah terbiasa bermain di aliran sungai yang terlihat tak jernih itu.
"Ga gatel kok, sudah sering main di sini juga," aku mereka.
Sebelumnya, Tribunlampung.co.id memberitakan, dalam sekup provinsi, Lampung masih memiliki 18,46 persen keluarga yang belum memiliki akses jamban.
Angka tersebut merujuk pada keterangan Sanitas Total Berbasis Masyarakat (STBM) Kementerian Kesehatan RI yang diakses pada laman stbm.kemenkes.go.id.
Diketahui pula, pada 19 November, merupakan peringatan Hari Toilet Sedunia. (Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)