Tribun TV Lampung
Susah Terapkan Protokol Kesehatan di Bandar Lampung, Pol PP Harus Kucing-kucingan
Penegakan dan penertiban protokol kesehatan masih gencar dilakukan Satgas Covid-19 Kota Bandar Lampung.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Muhammad Joviter
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Penegakan dan penertiban protokol kesehatan masih gencar dilakukan Satgas Covid-19 Kota Bandar Lampung.
Ini berkaitan masih tingginya angka penyebaran Covid-19 di Kota Tapis Berseri.
Terlebih lagi masih banyak ditemukan masyarakat yang kucing-kucingan dengan tim gabungan Satgas Covid-19.
Mengutip wawancara bersama Tribun TV Lampung, Sabtu (28/11/2020), Kasat Pol PP Bandar Lampung Suhardi Syamsi mengatakan, masih ada beberapa temuan di lapangan, dimana masyarakat hanya patuh ketika ada tim Satgas Covid.
"Begitu melihat petugas baru pakai masker, dan ini sering kami temukan pada malam hari seperti di warung atau tempat kumpul pinggir jalan," ujar Suhardi.
Selain itu, tim gabungan dari 10 instansi pemerintah termasuk unsur TNI dan Polri masih kesulitan menegakkan protokol kesehatan di pasar pasar tradisional.
Baca juga: Cleaning Service pun Harus Taat Protokol Kesehatan
Baca juga: Catat Rekor Baru, Bertambah 157 Kasus Covid-19 di Lampung Hari Ini
Berbeda dengan pasar modern atau mal, yang sebagian besar datang dari kalangan menengah ke atas dan punya kesadaran tinggi terhadap pentingnya protokol kesehatan.
Suhardi menyebut, penegakan protokol kesehatan di pasar tradisional agak krusial.
Bahkan pada awal awal pandemi mewabah kerap mendapatkan perlawanan dari masyarakat.
"Membiasakan budaya baru tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh proses dan dukungan semua pihak. Dan selalu kami sampaikan ke masyarakat pentingnya prokes ini untuk melindungi diri sendiri dan orang terdekat," kata Suhardi.
Menurutnya, pemerintah kota sudah maksimal dalam mengupayakan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan rutin melakukan razia dan sosialisasi di 20 kecamatan.
Tak jarang masyarakat yang melanggar aturan prokes dikenakan sanksi sebagai upaya memberikan efek jera.
Sanksi tersebut disesuaikan dengan bentuk pelanggaran dan usia si pelanggar.
"Kalau dia masih muda kita hukum push up. Ada juga yang membacakan Pancasila supaya jadi pengingat dan pembelajaran bagi yang melihat," kata Suhardi.
Meski rutin melakukan upaya tersebut, nyatanya angka Covid-19 tetap saja tinggi.
Lantas, apakah perlu dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti yang diterapkan oleh DKI Jakarta?
Menanggapi hal ini, Suhardi menyatakan pemerintah kota punya pertimbangan lain yang tentunya demi kepentingan orang banyak.
Salah satunya yang menjadi pertimbangan yakni dampak pertumbuhan ekonomi.
Karena tidak dapat dipungkiri, PSBB memengaruhi pendapatan daerah.
"Apa guna PSBB jika berdampak terhadap ekonomi secara signifikan? Pemerintah mengambil langkah tidak menerapkan PSBB, tapi harus tetap mematuhi protokol kesehatan," kata Suhardi.
Suhardi menyatakan, setiap satu bulan sekali tim satgas melakukan evaluasi mengenai temuan di lapangan dan apa saja solusi dari temuan tersebut.
Namun secara keseluruhan, Suhardi meyakini kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan jauh lebih baik dibandingkan awal pandemi mewabah.
Termasuk peran serta dinas yang juga gencar menyosialisasikan langsung ke masyarakat.
"Seperti yang kami lakukan bersama dinas pariwisata, menegur wisatawan yang tidak patuh prokes," kata Suhardi.
Seperti diketahui, Lampung merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup potensial dan banyak dikunjungi dari wisatawan luar provinsi.
"Ini juga menjadi perhatian kami untuk selalu menegakkan prokes, di mana saja dan kapan saja," kata Suhardi.
Oleh karena itu, Suhardi berharap kepada masyarakat Bandar Lampung dapat saling memberi dukungan agar pandemi segera berlalu.
Karena menurutnya, upaya maksimal yang dilakukan pemerintah tidak akan berhasil tanpa dukungan semua pihak dalam rangka memutus penyebaran Covid-19.
"Tetap patuhi protokol kesehatan, karena ini bukan hanya untuk diri sendiri tapi melindungi keluarga dan orang terdekat kita," kata Suhardi. (Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)