ADVERTORIAL
Rakerwil APJII Lampung demi Membangun Internet Exchange
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Lampung menggelar rapat kerja wilayah (rakerwil) di Hotel Radisson, Bandar Lampung, Kamis (10/1
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Lampung menggelar rapat kerja wilayah (rakerwil) di Hotel Radisson, Bandar Lampung, Kamis (10/12/2020).
Ketua Pengurus Wilayah APJII Lampung Isan Supriyadi menjelaskan bahwa APJII adalah asosiasi penyelenggara jasa internet Indonesia.
"Kita APJII juga menaungi seluruh penyelenggara jasa internet yang ada di Indonesia, termasuk di Lampung," kata Isan.
“Jadi semua penyelenggara jasa itu sebetulnya anggota kita, mulai dari yang besar, sampai yang kecil juga dinaungi APJII,” imbuhnya.
Kalau di Provinsi Lampung baru mulai di tahun 2017 yang diikuti oleh 6 internet service provider (ISP) lokal.
Dengan bertambahnya waktu sampai saat ini untuk yang lokalnya sendiri sudah mencapai 20 ISP.
Kemudian kalau nasional yang ada di Lampung yang terdata di APJII Lampung hampir 30-an.
Baca juga: Bantuan Kuota Internet Siswa SMP Belum Diterima
Kehadiran APJII di Lampung dengan harapan untuk membangun Lampung dari bidang teknologi internet yang semakin masif dan menjadi kebutuhan primer.
Salah satunya yang ditargetkan adalah membuat internet exchange (IE) yang saat ini sebetulnya sudah ada dan dibangun di Bandar Lampung di Jalan Ridwan Rais.
Jadi segala sesuatunya tidak perlu ambil jauh ke Jakarta atau internasional tapi cukup di Lampung.
Karena untuk meminimalisir atau untuk mendukung big data. "Karena jika sudah big data yang semuanya harus dari Jakarta dan berapa trafik yang harus kita kirim," kata Isan.
"Alhamdulillah kita sudah ada IE walaupun belum 100 persen dan mungkin sudah 50 persen dan temen-temen sudah berkoordinasi ke kita," kata Isan.
Dari segi manfaat IE ini sangat jelas bermanfaat, kalau misal internasional mati tapi dari beberapa kabupaten kota jadi anggota kita sudah firing di Lampung.
Jadi pada saat internet mati tapi transaksi antar kabupaten dan kota yang menggunakan jasa dan anggota APJII ini tetap masih jalan.
Salah satu contohnya jika konten lokal tidak perlu ke Jakarta. Jadi otomatis lebih dekat.