Berita Nasional

Cerita Brigjen Prasetijo Utomo Saling Tunjuk dengan Tommy Sumardi di depan Kadiv Propam

Brigjen Prasetijo Utomo pernah dikonfrontir dengan Tommy Sumardi di penyidik Propam

Editor: wakos reza gautama
 ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Mantan Kakorwas PPNS Bareskrim Polri Brigjen Pol Prasetijo Utomo memberikan kesaksikan dalam sidang perkara dugaan suap kepada jaksa dan perwira tinggi Polri serta pemufakatan jahat dengan terdakwa Djoko Tjandra di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (10/12/2020). Dalam sidang tersebut Jaksa Penuntut Umum menghadirkan dua orang saksi yaitu mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Pol Napoleon Bonaparte dan mantan Kakorwas PPNS Bareskrim Polri Brigjen Pol Prasetijo Utomo. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Mantan Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Prasetijo Utomo mengaku telah mengembalikan uang 20.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 282 juta yang diterima dari Tommy Sumardi ke penyidik.

Uang itu diakuinya diterima dari Tommy Sumardi pada 27 April 2020.

Menurut Prasetijo, uang itu awalnya ia kembalikan kepada pihak Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri.

"Sudah dikembalikan saat 15 Juli 2020 saya diperiksa Propam," kata Prasetijo saat bersaksi untuk terdakwa Djoko Tjandra di sidang kasus dugaan korupsi terkait penghapusan red notice, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (10/12/2020), dikutip dari Antara.

Prasetijo mengungkapkan, saat diperiksa Divisi Propam Polri, ia sempat dikonfrontasi dengan pengusaha Tommy Sumardi.

Adapun Tommy juga berstatus sebagai terdakwa di kasus ini.

Baca juga: Ikut Jemput Djoko Tjandra, Brigjen Prasetijo Mengaku Tak Tahu Djoko Buronan, Hakim Minta Saksi Jujur

Baca juga: Rocky Gerung Sindir Jokowi Sukses Wariskan Kekuasaan untuk Anak dan Menantunya

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 4 Halaman 96, 97, 98, 99, 100, 101, dan 102 Buku Berbagai Pekerjaan

Ia didakwa sebagai perantara suap dari Djoko Tjandra ke dua jenderal polisi, termasuk Prasetijo.

Berdasarkan keterangan Prasetijo, setelah dikonfrontasi, ia meminta istrinya mengembalikan uang yang diterima dari Tommy kepada Propam.

"Pak Kadiv (Propam) saat itu Pak Sigit (almarhum Irjen Ignatius Sigit Widiatmono) bertanya, 'Abang terima tidak dari Djoko Tjandra?', saya jawab 'Jenderal jangan buat fitnah, saya tidak pernah terima dari Djoko Tjandra'," ujarnya.

"Lalu Pak Tommy berdiri di hadapan saya menunjuk saya, lalu saya katakan juga kepada Pak Tommy dengan menunjuk 'Kamu Ji berikan sama saya, kalau memang itu uangnya saya ambil sekarang juga', lalu saya telepon istri saya sehingga paginya istri saya ke Provost," sambung dia.

Beberapa saat kemudian, Prasetijo menuturkan, uang itu akhirnya diserahkan kepada penyidik Bareskrim Polri.

"Lalu saat saya diperiksa sebagai saksi di Bareksrim pada tanggal 13 Agustus 2020, tiba-tiba anggota Propam masuk ke ruang pemeriksaan saya, mereka bawa uang, terus saya tanya 'Mau ngapain, nih, adik-adik?'. Dijawab, 'Jenderal ini saya mau serahkan uang, lalu saya serahkan ke penyidik," kata Prasetijo.

Dalam kasus ini, total terdapat empat terdakwa.

Pertama, Djoko Tjandra didakwa menyuap dua jenderal polisi, yakni Irjen Napoleon Bonaparte dan Prasetijo, melalui terdakwa Tommy Sumardi.

Napoleon yang merupakan mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri didakwa menerima uang dari Djoko Tjandra sebesar 200.000 dollar Singapura dan 270.000 dollar Amerika Serikat atau Rp 6,1 miliar.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved