Reshuffle Kabinet Jokowi

4 Pos Kementerian yang Kemungkinan Akan Direshuffle Menurut Parameter

Ada 4 pos yang kemungkinan akan terkena reshuffle versi Adi Prayito, Direktur Eksekutif Parameter Politik

Editor: taryono
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengenalkan Kabinet Indonesia Maju di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.IDDirektur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayito menyebut ada 4 pos yang kemungkinan akan terkena reshuffle.

Pernyataan ini dilontarkan menyusul isu adanya reshuffle kabinet belakangan ini kembali menguat.

Menurut Adi Prayito, keempat pos tersebut adalah yang berkaitan dengan kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan ketenagakerjaan.

"Kalau melihat kecenderungan publik ya, yang ramai mesti diganti itu kan tentu kesehatan, terus ada bagian dari tim ekonomi, terus pendidikan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/12/2020).

Baca juga: Menikah Tanpa Kehadiran Orangtua, Adipati Dolken Ungkap Momen yang Mengalahkan Kesedihannya

Baca juga: Artis Audi Marissa Idap Kista Saat Hamil, Dokter Ungkap Kemungkinan Terburuk Bayinya

Isu pendidikan dan ketenagakerjaan

Mengapa pendidikan juga dimungkinkan terkena reshuffle, menurutnya karena banyak pihak yang mengeluhkan soal sistem pendidikan, terutama terkait dengan kurikulumnya yang tidak terintegrasi hingga soal kuota internet yang tidak merata.

"Banyak juga yang disorot masalah ketenagakerjaan. Banyak orang yang nganggur, PHK, kemiskinan bertambah, susah cari kerja, ini tanggung jawab kementerian terkait. Belum terlihat sebenarnya apa upaya-upaya untuk menanggulangi wabah yang berimplikasi pada PHK dan lain-lain itu," lanjutnya.

Pos-pos tersebut menurut pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini merupakan pos yang bertanggung jawab atas kondisi-kondisi yang dampaknya dirasakan secara langsung oleh masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini.

Sebenarnya, hal itu bukan berarti pos kementerian yang lain tidak memiliki catatan buruk.

Hanya saja keempat pos yang disebutkan sebelumnya sangat berkaitan erat dengan permasalahan yang saat ini dirasakan masyarakat.

"Ekonomi, recovery-nya belum. Kesehatan, ini malah wabah semakin banyak di mana-mana. Pendidikan juga begitu, pendidikan malah sudah lama diusulkan, karena tidak ada kurikulum yang terintegrasi, baik itu di kuliah atau di sekolah-sekolah yang membuat masyarakat bingung, kuliah daring itu kan enggak gampang. Jangan bayangkan Indonesia itu seperti Jakarta semua," jelasnya.

Baca juga: Boy William Host Indonesian Idol Sakit, Daniel Mananta Turut Doakan Kesembuhan

Baca juga: Cek Nama 6 Calon Menteri Disebut Akan Datang ke Istana Hari Ini

Namun, itu adalah logika publik.

Sementara, logika politiklah yang sering kali digunakan dalam suatu reshuffle yang merupakan hak prerogatif Presiden.

"Banyak logika dalam reshuffle itu yang sering kali sukar dinalar oleh logika publik. Banyak kejutan-kejutan yang kadang membuat masyarakat enggak ngerti basis dari reshuffle itu," kata dia.

Bisa jadi, menteri yang akan direshuffle justru mereka yang menduduki pos-pos yang tidak banyak disorot publik.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved