Bandar Lampung

Cerita PNS yang Jadi Instruktur Pembuatan Tapis di Lapas Lampung

Ani Tapis, begitu sapaan akrabnya, kini aktif menjadi instruktur pembuatan tapis di sejumlah lembaga pemasyarakatan (lapas) di Lampung.

Dokumentasi Ani Tapis
Ani Tapis bersama produk hasil kreasi napi di Lapas Perempuan Way Huwi, Bandar Lampung. 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Sulis Setia M

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Haniah atau biasa disapa Ani Tapis memiliki tekad kuat melestarikan tapis Lampung.

Ia kini aktif menjadi instruktur pelatihan membuat tapis di sejumlah lembaga pemasyarakatan (lapas) di Lampung.

Ia juga berpengalaman mengenalkan tapis ke provinsi-provinsi lain, bahkan mancanegara.

Semua upaya tersebut bermula dari ketekunan Ani mempelajari sulam tapis secara otodidak.

Baca juga: Ria Caradila Jual Produk Tapis Mulai dari Rp 70 Ribu, Desain Sendiri Kaos Tapis

Baca juga: Bunga Tapis Clutch Dilego Rp 20 Ribu per Tangkai

Sejak kecil, ia terbiasa menyaksikan kakaknya mengajari orang-orang menjahit.

Dengan sering melihat, Ani perlahan belajar sendiri membuat baju.

"Saya emang dari kecil hobi gitu jahit-jahit. Kebetulan dulu di rumah kakak ada kursus menjahit baju. Setiap hari ngeliat. Terus, kelas 2 SMP, saya sudah bisa buat baju tanpa kursus. Menyulam juga," tutur perempuan kelahiran Bandar Lampung, 6 September 1970 ini, Sabtu (2/1/2021).

Begitu tamat SMEA, tepatnya tiga bulan setelah lulus, Ani mencoba untuk mendaftar sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Ia lolos.

Namun demikian, aktivitas menjahitnya tetap berjalan.

Baca juga: Wagub Nunik Jadi Penerima Pertama Vaksin Covid-19 di Lampung

Baca juga: 25 Dokter di Bandar Lampung Terpapar Covid-19 Selama Pandemi

"Itu Maret 1990-an terima SK (surat keputusan) sebagai PNS, termuda usia 19 tahun. Tapi karena bakatnya menjahit, itu tetap saya jalankan. Kenal teman yang dia juga berkegiatan di sulam tapis, sampai buka usaha bareng sebagai perajin tapis," jelasnya.

Dalam menjalankan usaha sulam tapis, Ani dan temannya membuat berbagai produk.

Dari bahan selendang tapis, ia mengolahnya menjadi dompet, peci, tas, gantungan kunci, tempat lipstik, dan lainnya.

Jodoh tak lari ke mana.

Ani kemudian menikah dengan teman yang menjalani usaha bersamanya pada 1996.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved