Bandar Lampung
Kisah Ani Tapis Jadi Instruktur di Lapas Lampung, Bangga Eks Napi Punya Usaha Tapis
Haniah merupakan satu di antara sekian orang Lampung yang memiliki tekad kuat melestarikan tapis Lampung dan kini menjadi instruktur pembuatan tapis.
Bimbing Napi
Tak sekadar usaha sulam tapis, Ani juga mengajari orang-orang untuk bisa menyulam tapis.
Di bawah Yayasan Adian Tapis, ia sempat menjadi pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung.
Ani mulai membimbing orang-orang soal sulam tapis pada tahun 1997.
Ia mengajarkan ragam bentuk sulaman tapis melalui program dinas koperasi, perindustrian, dan perdagangan (diskoperindag). Bahkan ke kabupaten-kabupaten, sekolah, dan lainnya.
"Sekarang masih aktif menjadi instruktur, mengajari sulam tapis ke Lapas Perempuan Way Huwi dan Lapas Rajabasa," katanya.
Di Lapas Perempuan Way Huwi, Lampung Selatan, Ani menjadi instruktur sulam tapis sejak enam tahun lalu sampai saat ini.
Sementara di Lapas Rajabasa, sejak tujuh tahun lalu hingga sekarang.
Dari bimbingan Ani, para narapidana (napi) mampu menghasilkan produk di antaranya peci sulam tapis, tempat pensil, tempat tisu motif tapis, tas tapis, dompet motif tapis, dan lainnya.
Termasuk masker motif tapis pada masa pandemi Covid-19. Tak jarang produk para napi ini terjual saat pameran pada acara di lapas.
Tak sedikit napi yang sudah bebas masih berhubungan baik dengan Ani. Bahkan, ada yang berkerja sama membuat produk tapis.
"Selain itu ada juga yang membuka sendiri kerajinan tapis," cerita istri Rusmadi yang kini aktif menjalanjan usahanya di kawasan Gunung Terang, Kota Bandar Lampung.
Saking banyaknya orang yang diajari sulam tapis, Ani tak jarang ditegur saat bertemu di manapun.
"Kayak napi yang sudah bebas, terus punya usaha, negur saya pas ketemu. Saya kaget kok bisa kenal. Nggak tahunya dulu pernah diajari sulam tapis oleh saya," tuturnya.
Mancanegara