Bandar Lampung
Kisah Mantan Lurah di Negeri Olok Gading 25 Tahun Berjuang Lestarikan Tari Bedana Lampung
Ia berusaha mempertahankan kemurnian tari asli Bedana melalui sanggar Seni Budaya Lampung Angon Saka yang diwariskan oleh orangtuanya.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Reny Fitriani
Syarifuddin pun tak memungkiri jika ada tari asli Bedana yang ditarikan oleh pasangan pria dan wanita.
"Yang saya pertahankan saat ini tari bedana asli, kalau lainnya mau variasi silahkan tapi kami tetap mempertahankan pakemnya," tegasnya.
Adapun alat musik pengiring, kata Syarifuddin yakni gambus lunik, ketipung, karenceng.
"Dan diiringi juga vocal lagu Arab yang seirama dengan petikan gambus lunik musik Lampung," beber ayah empat anak ini.
Syarifuddin mengatakan selama menjadi anggota hingga memimpin sanggar Seni Budaya Lampung Angon Saka, ia dan sejumlah sudah mengikuti festival dari dalam negeri hingga mancanegara.
"Sudah banyak kami mengikuti festival, kalau yang terbesar dari tahun 1978 mewakili Provinsi Lampung mengikuti pekan tari rakyat di Senayan Jakarta," tuturnya.
"Lalu tahun 2008 kami mengikuti Pekan Zapin se Asean di Johor Malaysia, kemudian tahun 2015 kami mengikuti festival tari zapin dinaungan Kementerian Pendidikan Jakarta," imbuh Syarifuddin.
Meski sudah mengikuti sejumlah festival hingga ke luar negeri, Syarifuddin mengaku saat ini kesulitan melakukan kaderisasi.
Lantaran anak muda saat ini tidak begitu peduli bagaimana melestarikan tradisi yang sudah ada dan turun temurun sampai sekarang.
"Memang saat ini anak-anak muda, khususnya kaum milenial harus ada rayuan dan bujukan beda jaman dahulu," sebutnya.
Untuk itu, Syarifuddin melakukan sosialisasi dan juga pendekatan khusus agar anak muda di sekitar mau belajar tari asli Bedana.
"Dengan hati ikhlas, kami selalu dengan kekeh membujuk anak anak untuk bisa tari bedana asli, jangan sampai kalau aya gak ada nanti ini (tari Bedana) putus," bebernya.
Alhasil ada 150 orang yang tercatat sebagai anggota sanggar Seni Budaya Lampung Angon Saka, dan aktif sekitar empat puluh orangan penari.
"Kedepan akan melakukan kaderisasi lagi, latihannya seminggu sekali tiap malam Sabtu, disini di rumah saya, rumah saya siap kotor yang penting anak anak mau," tegasnya.
Syarifuddin menambahkan pihaknya tak menutup kemungkinan jika ada yang mau belajar tari asli Bedana dari luar daerah.
Baca juga: Bandara Radin Inten II Layani 30.195 Penumpang Pesawat saat Libur Nataru 2021
Baca juga: Foto-foto Vaksin Corona Tiba di Lampung, Disimpan di Gudang Dalam Pengawalan Polisi
"Yang terpenting harapannya tari asli Bedana tetap bertahan dan terus lestari karena ini kearifan lokal," tandasnya.
(Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)