Gempa di Majene
8 Orang Terjebak Reruntuhan Bangunan Ambruk Akibat Gempa Majene
Gempa Majene, Sulawesi Barat, 8 orang terjebak dalam reruntuhan bangunan akibat gempa.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - 8 orang terjebak dalam reruntuhan bangunan akibat gempa di Majene, Sulawesi Barat.
Basarnas Makassar tengah membantu para korban bencana gempa bumi itu
Hal itu dikatakan Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar, Muh Rizal yang dikonfirmasi, Jumat (15/1/2021).
“Ada 8 orang di situ terjebak di reruntuhan bangunan. Sudah 3 orang berhasil dievakuasi, 5 orang lagi masih dalam pencarian. 3 orang yang sudah berhasil dievakuasi itu di antaranya 2 orang berhasil selamat dan 1 orang sudah dalam kondisi meninggal dunia,” katanya.
Baca juga: Gempa di Majene, 3 Orang Meninggal dan 24 Luka-luka
Baca juga: Terungkap Permintaan Kapten Afwan Sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh
Muh Rizal menambahkan, tim Basarnas Makassar yang membantu para korban bencana di Sulbar sebanyak 13 orang.
Pada Jumat (15/1/2021) sekitar pukul 02.30 Wita, gempa susulan dengan getaran lebih kuat, magnitudo 6,2, mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar).
Tiga kali gempa susulan yang terasa hingga Kota Makassar dengan durasi lebih lama.
Sebelumnya, Kamis (14/1/2021), gempa dengan magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Majene sekitar pukul 14.30 Wita.
3 Meninggal
3 orang meninggal, 24 mengalami luka-luka hingga ribuan korban mengungsi akibat gempa di Majene, Sulawesi Barat.
Diketahui, gempa dengan magnitudo (M) 6,2 mengguncang Majene Sulbar Jumat (15/1) pagi.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene, Sirajuddin belum memastikan adanya korban tambahan,
Hingga Jumat (15/1/2021) pagi, BPBD masih melakukan pendataan di lokasi kejadian.
Baca juga: Foto-foto Gedung Gubernuran Sulbar Hancur Akibat Gempa Dahsyat
Baca juga: Gempa Dahsyat di Majene, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Hotel Matos Hancur
Selain korban jiwa, Hotel Maleo dan Kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat (RB).
Ada 62 unit rumah rusak, 1 unit Puskesmas (RB) dan 1 Kantor Koramil Malunda mengalami kerusakan berat.
Dampak gempa terdapat 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju terputus. Serta jaringan listrik masih padam pascagempa.
BPBD saat ini melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian.
Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene menginformasikan warganya merasakan gempa kuat selama 5 hingga 7 detik.
Baca juga: Terungkap Permintaan Kapten Afwan Sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh
Baca juga: Istri Baru Kiwil Rela Mengalah demi Rohimah
Gempa yang berpusat 6 km timur laut Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) membuat para warga panik. Kepanikan membuat mereka keluar rumah.
"Laporan yang diterima Pusat Pengendali Operasi BNPB pada dini hari tadi menyebutkan masyarakat masih berada di luar rumah mengantisipasi gempa susulan, " Kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati
Hal serupa dirasakan warga Kabupaten Polewali Mandar. BPBD setempat menginformasikan gempa dirasakan warga cukup kuat sekitar 5 hingga 7 detik.
Guncangan memicu kepanikan hingga keluar rumah.
Berdasarkan analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa M6,2 ini memicu kekuatan guncangan IV - V MMI di Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah dan II MMI di Makasar, Sulawesi Selatan.
Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa.
Deskripsi BMKG pada skala V MMI menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Sedangkan IV MMI, skala ini menunjukkan pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi.
Skala III MMI menunjukkan adanya getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Berikutnya II MMI, ini menunjukkan adanya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Terkait dengan gempa M 6,2 ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan parameter gempa terjadi pada pukul 01.28 WIB yang berpusat 6 km timur laut Majene.
Pusat gempa memiliki kedalaman 10 km. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak memicu terjadinya tsunami.
BNPB masih memantau dan berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang terdampak guncangan gempa. Kepala BNPB Doni Monardo akan berkoordinasi dengan BPBD terdampak di lokasi bencana pada pagi ini. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com