Bandar Lampung
Manajer Proyek Hotel Grand Mercure: Atap Rumah Warga yang Kejatuhan Material Sudah Dikompensasi
Kerusakan sudah diperbaiki, dan bentuk kompensasi sebagai bentuk tanggung jawab juga sudah diberikan
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Heribertus Sulis
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id V Soma Ferrer
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - PT Wijaya Kusuma Contractors (WKC) memastikan runtuhnya material bangunan Hotel Grand Mercure di Bandar Lampung bukan karena teknis proyek.
Menurut Virgamaliel Benu, Safety Manager K3 PT WKC untuk proyek pembangunan Hotel Grand Mercure di Bandar Lampung menyebut, saat kejadian, kecepatan angin saat itu di atas 15 meter per second.
"Setelah di investigasi, memang kecepatan angin saat kejadian di atas 15 meter per second," terang dia, Selasa (19/1/2021).
Dikatakannya, material tidak jatuh secara langsung ke pemukiman warga.
Baca juga: Penampakan Terkini Grand Mercure Lampung, Hotel Tertinggi di Sumatera
Baca juga: Tertimpa Batu Bata Proyek Hotel Grand Mercure, Atap Rumah Warga di Bandar Lampung Rusak
"Bata ringan dihempaskan angin di lantai 9, kemudian terjatuh di savety deck lantai 6, yang mana reruntuhannya terjatuh kembali di safety deck di lantai pertama," kata dia.
"Pecahan dari dua safety deck itu lah yang terpental yang ke kediaman warga. Jadi kerusakan bisa terminimalisirkan," sebutnya.
Disebutkannya, pihaknya telah melakukan bentuk tanggung jawab kepada kediaman warga yang terdampak.
"Kerusakan sudah diperbaiki, dan bentuk kompensasi sebagai bentuk tanggung jawab juga sudah diberikan," sebut dia.
Untuk ke depan, pihaknya menjamin kejadian serupa akan dimaksimalkan untuk tidak terulang.
"Proses kontruksi sejak awal sudah sesuai prosedur pembangunan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah rumah semipermanen di Gang Kenari, Jalan Raden Intan, Bandar Lampung, mengalami kerusakan karena tertimpa batu bata ringan, Selasa (19/1/2021).
Bata ringan tersebut diketahui berasal dari pembangunan megaproyek Hotel Grand Mercure.
Suryati (60), pemilik rumah, mengaku kaget mendapati puing-puing bata ringan jatuh di atas rumahnya.
Berdasarkan keterangan Suryati, peristiwa itu terjadi sekira pukul 08.00 WIB.
Menurutnya, serpihan bata ringan jatuh hingga ke halaman rumah.
Bahkan, beberapa puing dengan ukuran besar mampu menembus atap rumahnya.
"Saya sedang di sumur saat batu itu jatuh," kata Suryati.
"Saat itu terjadi, seisi rumah histeris. Bahkan saya sendiri butuh waktu untuk menenangkan diri. Karena memang saya punya penyakit jantung, dan umur saya juga sudah tua, kan," sambungnya.
Menurutnya, kejadian serupa pernah terjadi beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sunandi Kabur Setelah Bunuh Petugas Kebersihan di Bandar Lampung Bersama Adiknya
Baca juga: BREAKING NEWS 7 Tahun Kabur, Buron Kasus Pembunuhan di Bandar Lampung Diringkus saat Pulang Kampung
"Ini yang kedua kali. Tapi ini yang terparah," beber Suryati.
"Kalau sekadar jatuh, sudah sering. Tapi yang sampai mengenai rumah sudah dua kali," terang dia lagi.
Saat dikonfirmasi, seorang petugas konstruksi Hotel Grand Mercure yang tidak ingin disebutkan nama membenarkan kejadian itu.
Menurutnya, insiden itu disebabkan faktor alam.
"Saat itu memang ada angin kencang. Jadi beberapa puing bata ringan yang dipasang hari kemarin runtuh. Mungkin karena belum kuat," sebut dia.
"Dan, memang pada saat kejadian di luar jam konstruksi. Jadi bisa dipastikan itu murni faktor angin," imbuhnya.
Ia mengatakan, pihak kontraktor telah mempertanggungjawabkan kejadian itu.
"Material yang jatuh sudah dibersihkan, berikut kerusakan dan biaya kompensasinya sudah diberikan," kata dia.
Diakuinya, untuk ke depan pihaknya akan memperketat pengawasan konstruksi. (Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)