Berita Nasional
Bisnis Pikul Peti Jenazah Pasien Covid-19, Tarifnya hingga Rp 2 Juta Sekali Angkut
Sejumlah pemuda di sekitar TPU Cikadut, Kota Bandung, rela menjadi tukang pikul peti jenazah pasien Covid-19.
Melihat hal itu, Fajar dan rekan-rekannya pun akhirnya tergerak.
"Saat itu kami ada delapan orang. Kami sebenarnya juga takut. Tapi, demi kemanusiaan, akhirnya kami pikul peti-peti jenazah itu ke liang lahat."
"Akhirnya semuanya bisa dimakamkan. Kami pikul semua peti jenazah itu dengan pakai APD (alat perlindungan diri) seadanya," ujar Fajar ditemui di TPU Cikadut, Rabu (20/1/2021).
Petugas pemakaman TPU Cikadut, menurut Fajar, memang hanya bertugas menyiapkan lahan, menggali liang lahat, memasukkan jenazah, kemudian menguruk tanah.
Selain itu, jumlahnya terbatas.
"Petugas yang memikul peti jenazah tidak ada. Akhirnya, sejak saat itu sampai sekarang kami jadi terlibat memikul peti jenazah Covid-19," ucapnya.
Bukan perkara mudah memikul peti jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Petinya saja rata-rata 50 kilogram, bahkan ada yang hingga 100 kilogram.
"Berat (peti jenazahnya), bisa sampai 150 kilogram. Bahkan sempat kami angkut peti jenazah Covid-19 yang beratnya sampai 300 kilogram. Perlu 10 orang memikulnya," kata Fajar, yang karena pekerjaannya ini kerap dijauhi tetangga karena takut tertular Covid-19.
Fajar mengatakan, tak ada keharusan, apalagi paksaan bagi keluarga jenazah untuk memanfaatkan jasa mereka.
Namun, berdasarkan pengalamannya, tidak banyak keluarga yang berani mengangkut peti jenazah.
"Kalaupun ada, jumlahnya terbatas. Akhirnya kami bantu juga," ujarnya.
Selain itu, kata Fajar, tak banyak dari anggota keluarga yang membawa APD seperti baju hazmat. Padahal, aturannya harus pakai APD.
Fajar mengatakan ada 36 pemuda yang terlibat dalam jasa pengangkutan jenazah ini.
Fajar dan teman-temannya bukan tenaga kontrak harian lepas UPT Pemakaman YPU Cikadut.
