Bandar Lampung
Cerita Gadis Asal Bandar Lampung Ulfa Mora Produksi Pakaian Casual dari Kain Perca dan Baju Bekas
Pakaian casual karya Ulfa dibuat dari kain perca dan baju bekas yang didapatkannya dari penjahit yang ada di Bandar Lampung.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Berawal dari keprihatinannya terhadap banyaknya kain perca dan baju bekas yang dibuang begitu saja.
Ulfa Mora Uli Siregar memutuskan untuk membuat pakaian casual dari kain perca dan baju bekas.
Pakaian casual karya Ulfa dijual di Portofolio Market yang ada di Jalan Jenderal Sudirman.
Menemukan pakaian casual karya Ulfa di Portofolio market tidak sulit, karena tampak berbeda dengan produk yang lainnya.
Perbedannya, pakaian casual karya Ulfa tidak hanya memiliki satu warna, tapi beberapa warna seperti warna hitam dengan orange dan kuning. Pakaian casual itu tampak simpel dan cantik.
"Brand pakaian casual karya saya adalah Kenakan. Pakaian casual itu sudah mulai saya jual sejak Januari 2020 di Portofolio market. Rencananya dalam waktu dekat akan saya jual online juga," kata gadis kelahiran Bandar Lampung 24 Juli 1994 itu.
Pakaian casual karya Ulfa dibuat dari kain perca dan baju bekas yang didapatkannya dari penjahit yang ada di Bandar Lampung.
Ada yang didapatkannya dengan gratis, dan ada juga yang didapatkannya dengan beli.
Untuk mendapatkan kain perca dan baju bekas itu, hampir setiap hari Ulfa berkeliling ke penjahit-penjahit.
Setelah didapatkan Ulfa membawa pulang dan dikumpulkan.
Lalu Ulfa memilih kain perca dan baju bekas mana yang cocok dengan desainnya.
Setelah itu Ulfa membawanya ke tukang jahit agar bisa di jahit menjadi pakaian casual sesuai dengan desain Ulfa.
"Saya desain pakaian casual saya sendiri. Saya belajar mendesain otodidak dan ada juga yang diajarkan teman saya yang memang seorang desainer," kata Ulfa.
Untuk mendesain kemudian dijahit menjadi pakaian casual membutuhkan waktu cukup lama. Dalam 4 bulan Ulfa hanya bisa mendesain dan menjahit 12-24 pcs pakaian casual.
Itu karena pakaian Ulfa adalah pakaian limited edition.
Satu desain hanya 2 pcs pakaian casual.
Selain itu Ulfa adalah tipe orang yang perfeksionis.
Kalau ada pakaian casual yang dijahit tidak sesuai keinginannya atau ada yang tidak sempurna, Ulfa akan meminta penjahit untuk merombak ulang pakaian itu dari awal.
"Karena aku mau, walaupun bahannya adalah kain perca dan baju bekas, hasilnya harus bagus dan tidak boleh kalah dengan pakaian casual lain yang dibuat dengan bahan-bahan yang beli ditoko," urai Ulfa.
Desainer D'Fitexclusive Fitria Bakrie merasa salut dengan kreatifitas Ulfa membuat pakaian casual dari kain perca dan baju bekas.
Fitri berharap Ulfa bisa semakin kreatif agar pakaian casualnya terus laris terjual.
Menurut Fitri hingga saat ini dia belum pernah melihat ada UMKM atau desainer Lampung yang menjual pakaian casual dari kain perca dan baju bekas seperti Ulfa.
Kalau dari luar kota banyak.
Untuk itu ia berharap ada dinas terkait bisa melihat pakaian casual karya Ulfa dan membantu mempromosikannya.
"Dengan dibantu dipromosikan, akan semakin banyak orang yang tahu kalau ada anak muda Lampung yang kreatif bisa membuat pakaian dari kain perca dan baju bekas," kata Fitria.
(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)