Ramadan 2021
Manakah yang Utama Salat Witir atau Tahajud? Bisakah Dikerjakan Bersamaan?
bagaimana cara melaksanakan salat witir dan tahajud, manakah yang didahulukan? Apakah boleh bersamaan?
Penulis: Reni Fitriani | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Bulan suci Ramadan akan tiba kurang dari satu bulan lagi.
Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah salat Tarawih dan Witir.
Salat Tarawih dan Witir mulai dikerjakan pada malam pertama bulan Ramadan
Lalu bagaimana cara melaksanakan salat witir dan tahajud, manakah yang didahulukan? Apakah boleh bersamaan?
Baca juga: Niat dan Tata Cara Salat Tarawih dan Witir di Rumah, Dilengkapi Doa Witir
Baca juga: Hukum Laksanakan Salat Tarawih di Masjid dan Salat Witir di Rumah saat Ramadan 2021
"Jadi kita melakukan salat malam, salat tahajud misalnya salat, ada salat Hajat, Isitkharah, dan lain-lain, silakan dilakukan, nanti kalau sudah selesai sebelum Subuh tentu saja diakhiri dengan salat Witir," kata Wahid Ahmadi.
Atau bahkan kita melakukan salat malam di tengah malam, habis itu kita tidur lagi, nah ditakutkan nanti bablas sampai subuh maka sebelum tidur itu disunahkan untuk salat Witir.
Salat Witir itu satu rakaat minimal.
Kalau waktunya sudah mepet untuk salat Subuh, hanya satu rakaat kalau cukup tiga rakaat. Itu salat Witir.

Niat dan Tata Cara Salat Tarawih dan Witir
Bagi Anda yang hendak melaksanakan Salat Tarawih dan Witir, berikut panduan Salat Tarawih dan Witir mulai dari pengertian, bacaan niat hingga tata cara Salat Tarawih dan Witir:
Tentang Salat Tarawih
Berdasarkan buku Tuntunan Ibadah pada Bulan ramadan di Masa Darurat Covid-19 yang dikeluarkan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, Salat Tarawih adalah salah sunnat malam di bulan Ramadhan.
Waktu pelaksanaan Salat Tarawih adalah sesudah salat Isya hingga fajar (sebelum datang waktu Shubuh).
Hal ini berdasarkan hadist Nabi yang artinya:
“Dari ‘Aisyah r.a. istri Nabi saw (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah SAW selalu mengerjakan shalat (malam) pada waktu antara selesai shalat ‘Isya, yang disebut orang “‘atamah” hingga fajar, sebanyak sebelas rakaat.” [HR. Muslim].