Bandar Lampung
Cerita Nurhasanah, Mantan Teroris yang Kembali ke NKRI untuk Menatap Masa Depan Bersama Buah Hati
Di hadapan sejumlah pejabat Lapas serta Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan perwakilan pihak Kepolisian, perempuan ini mengucapkan ikrar.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Reny Fitriani
Seusai mengucapkan ikrar tersebut, Nana pun mencium sang saka merah putih sebagai simbol untuk setia terhadap NKRI.
Namun saat disapa, Nana memilih diam dan pergi berlari menuju ke bilik peraduan yang ada di dalam Lapas.
Lenny staf sub seksi bimkemaswat mengatakan jika Nurhasana memang agak tertutup dan pendiam.
"Tapi kalu curhat ya curhat karena saya walinya," sebut Lenny.
Kendati demikian, Lenny meyakinkan jika Nana tidak di bawah tekanan dan semua dilakukannya secara ikhlas.
"Dia masih ada tanggungan satu anak, sekarang umurnya tiga tahun, itulah alasannya ia melakukan janji ikrar tersebut," sebut wanita yang menjadi Wali Pemasyarakatan Nana.
Dari konseling bersama Nana, Lenny mengatakan jika Nana ingin menata hidup dan menatap masa depan bersama buah hatinya.
Lenny pun menuturkan jika suami Nana sudah meninggal terlebih dahulu saat setelah melakukan pelemparan bom panci ke Polres Indramayu.
"Dia berdua berboncengan, dan suaminya tertembak," lanjutnya.
Lenny mengatakan saat ini kekuatan dan semangat hidup Nana adalah anaknya tersebut.
"Itulah salah satu faktor Nana ini juga tetap semangat aktif itu karena anaknya. Saat ini putrinya dengan keluarganya di Indramayu," bebernya.
Lenny menuturkan jika Nana sendiri berkiblat ke ISIS.
"Paham radikalisme itu dia dapatkan dari suaminya langsung, jadi memang dasar dan pengetahuan agama Nana juga memang minim sehingga cepat masuk (radikal)," terangnya.
Lanjutnya, setelah Nana tertangkap ia dibina oleh BNPT, dan dilimpahkan ke Lapas Wanita Bandar Lampung.
"Dan kami lakukan penguatan dan reedukasi juga, baru dia paham kalau yang dia lakukan itu paham yang salah," sebutnya.