Berita Nasional
Kisah Gadis 16 Tahun di Pandeglang Hidup Sendiri di Rumah Reyot yang Hampir Roboh
Kisah gadis 16 tahun di Pandeglang hidup sendiri di rumah reyot setelah ditinggal orang tuanya.
Sejak itu, ia mulai hidup mandiri. Untuk makan sehari-hari, kadang ia memasak sendiri. Namun, ia juga kerap makan di rumah saudaranya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Pada awal 2021 atau tiga bulan lalu, Aida mendapat tanggung jawab baru. Sang kakak perempuannya bercerai dan memutuskan merantau bekerja di Jakarta.
Sang kakak menitipkan anaknya bernama Aisyah yang masih berusia 8 tahun kepadanya. Aida kini duduk di kelas 10 di SMK Cimanggu, sedangkan keponakannya bersekolah di SDN 1 Cimanggu.
"Tinggal sejak kecil di sini sejak 2005. Ibu saya sudah tidak ada sejak saya berumur tiga tahun. Ayah saya sudah meninggalkan saya sejak masih kecil, kawin lagi," kenang Aisyah saat ditemui TribunBanten.com di rumahnya.
Sang kakak mengirimkan uang Rp 800 ribu setiap bulan untuknya. Aida pun berusaha mengatur uang dengan jumlah tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sekolah mereka berdua.
Tak jarang uang kiriman dari sang kakak datang terlambat dan memaksanya menahan lapar. Aida tak mau mengeluh meski uang kiriman itu kurang mencukupi dan kadang datang terlambat. Sebab, ia tidak ingin menyusahkan sang kakak yang tengah berjuang bekerja untuk mereka berdua.
"Kalau biaya hidup saya dikasih uang sama kakak saya yang sedang kerja di Jakarta. Dikirim Rp 800 ribu sebulan untuk kebutuhan sekolah dan makan," ungkapnya.
Keluarga Aida pernah menawarkan Aida untuk tinggal di rumah mereka. Namun, Aida memilih tinggal di rumahnya yang reyot itu karena merasa nyaman di rumah sendiri. Kini, besar harapan Aida mendapat bantuan dari pemerintah daerah setempat untuk perbaikan rumahnya. Air hujan masuk masuk ke dalam rumah ke dalam rumah karena genting bocor menjadi hal biasa terjadi di rumah Aida.
Namun, ia kerap waswas dengan keselamatan dirinya dan keponakan atas kondisi rumah yang ditempati ini. "Harapannya sih bisa dibongkar, karena takut tinggal di sini dalam keadaan ini. Apalagi kalau hujan kencang terkadang takut saja," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cimanggu, Suwardi mengatakan pihaknya telah mengajukan proposal permintaan bantuan ke Pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk perbaikan rumah Aida selama lima tahun berturut-turut. Sebab, tempat tinggal yang ditempati Aida sudah sejak lama masuk kategori rumah tidak layak huni (RTLH). Namun, hingga kini pengajuan tersebut tidak membuahkan hasil.
"Jadi, rumah ini sebenarnya sudah tidak layak pakai, sudah diajukan beberapa kali ke dinas, tetapi tidak pernah digubris. Jadi, hingga saat ini belum terealisasikan," ujar Suwardi.
Artikel ini telah tayang di Tribunbanten.com dengan judul Kisah Nuraida Pelajar Pandeglang Tinggal Sendiri di Gubuk Reyot, Ditinggal Ayah Ibu Sejak Balita
gadis 16 tahun di Pandeglang hidup sendiri di ruma
gadis 16 tahun di Pandeglang
gadis 16 tahun hidup di rumah reyot
gadis 16 tahun
Pandeglang
Siti Nuraida
Aida
berita nasional hari ini
Tribunlampung.co.id
Viral Proses Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 Tanpa APD di Tana Toraja |
![]() |
---|
Bujangan 58 Tahun Nikahi Gadis 19 Tahun, Ibu Kandung Tawarkan Anaknya Setelah Tolak Lamaran |
![]() |
---|
Prostitusi Online Anak di Bawah Umur, Mami Bisa Antar PSK ke Rumah Pelanggan |
![]() |
---|
Viral Pelecehan Seksual Terjadi disalah Satu Toilet SPBU Cengkareng |
![]() |
---|
Viral Pria kedapatan Intip Perempuan di Toilet SPBU |
![]() |
---|