Lampung Selatan

Hari Ini Bandara Radin Inten II Lampung Layani Tes GeNose, Biaya Rp 40 Ribu

Manajemen Angkasa Pura II Cabang Bandara Radin Inten II Natar, Lampung Selatan, akan mulai melayani tes GeNose per Senin (19/4/2021) ini.

Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi Angkasa Pura II
GM Angkasa Pura II Cabang Bandara Radin Inten II Lampung M Hendra Irawan melakukan uji coba tes genose di bilik yang sudah disediakan, Minggu (18/4/2021). Hari Ini Bandara Radin Inten II Lampung Layani Tes GeNose, Biaya Rp 40 Ribu 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Manajemen Angkasa Pura II Cabang Bandara Radin Inten II Natar, Lampung Selatan, akan mulai melayani tes GeNose per Senin (19/4/2021) ini.

Layanan tersebut diberikan untuk calon penumpang pesawat yang belum membawa surat keterangan bebas Covid-19.

"Hari ini (Minggu) kami sudah uji coba atau simulasi penggunaan GeNose di Branti. Ada 50 orang yang ikut uji coba. Senin ini alat deteksi wabah Covid ini akan resmi digunakan untuk masyarakat umum yang naik pesawat di sini," kata General Manager Angkasa Pura II Cabang Bandara Radin Inten II Lampung Selatan, M Hendra Irawan, Minggu (18/4/2021).

Ia menjelaskan, tes GeNose ini menjadi pilihan bagi warga yang naik transportasi udara.

Jika calon penumpang sudah membawa surat rapid antigen atau swab test yang menunjukkan bebas Covid, maka tidak perlu lagi tes GeNose.

Hasil GeNose berlaku 1x24 jam.

Kalau surat keterangan hasil rapid antigen berlaku 2x24 jam.

Menurut Hendra, pihaknya menyiapkan 3 unit alat GeNose di Branti.

Biaya untuk layanan ini cuma Rp 40 ribu per penumpang.

Untuk mendapat layanan ini, calon penumpang harus registrasi dulu di aplikasi Airport Health Center (AHC).

Ada tiga proses yang harus dilalui setiap orang yang ingin menjalani tes GeNose C19.

Pertama, pre-process dengan men-download dan sign up aplikasi Airport Health Center, verifikasi email, mengisi profil di aplikasi, memesan/booking tes dan melakukan pembayaran.

Kedua, on-process yaitu verifikasi dan pemberian kantong napas, pengambilan sampel napas, scan QR code data dan kantung nafas, analisa sampel napas.

Ketiga, post-process yaitu hasil tes keluar di aplikasi sekitar 2 menit setelah kantung napas.

"Jika calon penumpang sudah mengunduh aplikasi maka seluruh proses hingga hasil keluar memakan waktu 7 menit. Namun jika calon penumpang baru mengunduh aplikasi saat di bandara, maka seluruh prosesnya bisa 11 menitan," beber Hendra.

Hendra Irawan juga menuturkan, jumlah penumpang selama 1-17 April ini mengalami kenaikan sebesar 20 persen dibanding 1-17 Maret.

Namun jumlah penerbangan sendiri mengalami penurunan.

"Jadi jumlah penerbangan April ini dibanding Maret mengalami penurunan 3 persen, tapi penumpangnya justru mengalami peningkatan hingga 20 persen," ujarnya.

Penumpang ini mayoritas dari Jakarta.

Namun kata Hendra, pihaknya belum mengevaluasi apakah kenaikan jumlah penumpang itu karena puasa atau lainnya.

Ngaku Cuma Pulkam

Selain melalui jalur udara, banyak pendatang yang masuk Lampung melalui jalur darat dan laut.

Pantauan Tribunlampung.co.id di Terminal Rajabasa, Minggu, banyak warga datang dari luar Lampung.

Namun mereka mengaku tidak mencuri start mudik, melainkan hanya ingin silaturahmi dengan keluarga.

Hal ini salah satunya diungkapkan Nur, asal Banjarnegara yang melakukan kegiatan balik kampung menggunakan moda transportasi bus.

"Dari Banjarnegara, pulang ke Bandar Lampung," ungkap wanita yang ditemani seorang putra ini.

Nur menuturkan jika ia sudah satu tahun tak kembali ke Lampung.

"Tapi saya gak mudik tapi dalam rangka silaturahmi, saya sama anak," kata Nur.

Nur pun belum bisa memperkirakan kapan ia kembali ke tempat perantauannya di Jawa Tengah.

"Kalau balik lagi belum tahu kapannya, cuman saya mau ketemu keluarga di sini," ucapnya sembari menyeret koper besar dan menenteng kardus besar.

Disinggung terkait adanya larangan mudik pemerintah, Nur sudah mengetahui hal tersebut.

Ia pun mengatakan, kepulangannya tidak berkaitan dengan mudik lebih awal.

"Saya cuma pulang kampung," katanya sembari tersenyum.

Hal senada diungkap Rina yang melakukan kegiatan pulang kampung ke Palembang dengan menggunakan transportasi bus secara estafet.

"Oh saya tahu larangan mudik itu, tapi saya pulang ini bukan ngakalin larangan itu, saya mau ketemu keluarga," kata Rina.

Rina mengaku dari Jakarta hendak menuju ke kampung halamannya di Palembang.

"Saya di Jakarta kerja," sebutnya.

Rina menegaskan jika ia pulang kampung bukan dengan tujuan mudik.

"Saya pulang bukan mudik tapi hal lain. Rencana sampai habis Lebaran baru balik ke Jakarta," tandasnya.

Kepala Terminal Induk Rajabasa Hari Indarto menuturkan, jika para pemudik belum ada lonjakan.

"Belum terlihat menojol, mungkin menggunakan kendaraan pribadi," timpalnya.

Hari pun mengatakan jika penumpang di Terminal Rajabasa fluktuatif.

"Naik turun, tapi jika dibandingkan dari kemarin mengalami penurunan dari 600 penumpang menjadi 400-an penumpang, baik keberangkat ataupun kedatangan," bebernya.

Hari menambahkan jika para penumpang stabil dari Lampung ke Jakarta.

"Begitu juga sebaliknya didominasi penumpang dari jakarta Lampung," kata dia.

Tak Curi Start

Penumpang yang naik kapal laut di Pelabuhan Bakauheni juga mengaku bukan curi start mudik, melainkan ingin bertemu keluarga saja karena kontrak kerja sudah habis.

Satrio salah satunya. Ia mengaku hendak pulang kampung (pulkam) ke Brebes, Jawa Tengah.

Ia mengaku bekerja di perusahaan perkebunan sawit. Kontraknya sudah habis.

Karenanya ia memilih pulang lebih awal.

Ia mengaku mengetahui adanya larangan mudik dari pemerintah setelah mendengarkan pemberitaan di televisi.

“Dari pada terjebat tidak boleh pulang. Karena ini sudah habis kontrak. Saya pulang mendahului beberapa teman yang masih menyelesaikan kontrak,” ujarnya di pelabuhan Bakauheni, Minggu.

Hal senada diungkapkan Asep yang hendak pulang ke Ciamis, Jawa Barat.

Ia bekerja di sebuah proyek pembangunan perumahan di wilayah Medan.

Ia juga mengaku pulang kampung karena kontrak kerja sudah selesai.

“Saya pengalaman tahun lalu sempat tertahan. Jadi begitu selesai kontrak pekerjaan. Saya langsung izin pulang,” kata Asep.

Humas PT ASDP cabang Bakauheni, Saifulahil Maslul Harahap, mengatakan, arus penyeberangan masih normal pekan ini.

"Belum ada lonjakan. Kalau untuk arus balik lebih awal belum terlihat. Mungkin pekan depan menjelang diberlakukannya larangan mudik," ujarnya.

PT ASDP sendiri akan berhenti menjual tiket online pada 6-17 Mei 2021.

Penguncian penjualan tiket online ini hanya berlaku untuk penumpang pejalan kaki dan kendaraan golongan I, II, III, IVA, VA dan VIA.

Sementara untuk truk logistik dan penumpang yang dikecualikan masih bisa membeli tiket.

Terpisah Kasat Lantas Polres Mesuji Iptu Farid Riyanto mewakili AKBP Alim mengatakan, terjadi peningkatan kendaraan sebesar 20 persen yang melintasi Jalan Lintas Sumatra di Kabupaten Mesuji.

Kendaraan didominasi truk, mobil pribadi dan angkutan umum.

"Saat ini kendaraan mulai memadati Jalan Lintas Timur Sumatra, dimana peningkatan arus lalu lintas ini terjadi dari dua arah, yakni dari arah Sumatra Selatan menuju Lampung maupun sebaliknya," ujar Farid.

Farid menambahkan, untuk kendaraan yang melintasi di Jalan Lintas Sumatra kebanyakan kendaraan dengan pelat Sumsel dan Jakarta.

( Tribunlampung.co.id / byu / nif / ded / rga )

Baca berita Lampung Selatan lainnya

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved