Wawancara Eksklusif

Keistimewaan Gerhana Bulan Total Menurut Pakar Astronomi Itera Lampung

Fenomena yang biasa disebut Super Blood Moon itu semakin indah karena ukuran bulan nampak lebih besar dari biasanya.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tangkapan Layar
Wawancara eksklusif Tribunlampung.co.id dengan Kepala UPT Observatorium Astronomi Itera Lampung Hakim Luthfi Malasan, Jumat (28/5/2021). 

Gerhana Matahari, sebaliknya, menghadirkan rasa panik. Karena siang hari yang tadinya terang berubah menjadi gelap. Panik karena aktivitas makhluk hidup banyak terjadi pada siang hari.

Fenomena mana yang lebih sering ditemui?

Gerhana Bulan dalam satu tahun bisa dua kali terjadi, karena sudut orbit bulan dan bumi hanya 5 derajat. Tetapi kalau gerhana Matahari bisa ratusan tahun sekali, atau minimumnya 18 tahun sekali.

Penekanannya periode peristiwa itu tidak pada tempat yang sama, melainkan dalam lingkup seluruh belahan Bumi.

Kemarin, pada 26 Mei terjadi Gerhana Bulan. Apa istimewanya?

Kemarin titik Bulan berada di titik terdekat dengan Bumi, atau istilah lainnya Perigee. Sehingga ukuran Bulan jauh lebih besar bila dibandingkan ukuran biasanya. Maka saat gerhana kemarin terjadi, gerhana Bulan juga terlihat besar hingga bisa dilihat dengan mata telanjang.

Keistimewaan lainnya adalah waktu periodenya yang termasuk panjang.

Gerhana Bulan kemarin adalah Gerhana Bulan Total dengan status letak Perigee, sehingga dinamai Super Blood Moon atau Bulan Berdarah. Peristiwa serupa akan terjadi dalam kurun waktu satu masa hidup manusia, atau ratusan tahun lagi.

Amankah gerhana Bulan dilihat dengan mata telanjang? Apakah masih ada fenomena astronomi di sisa tahun 2021 ini?

Simak berita selangkapnya di koran Tribun Lampung edisi Sabtu (29/5/2021).

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved