Pringsewu
Fauzi Tabur 5.000 Ekor Benih Nila di Embung Kalioyot
Wakil bupati Pringsewu Fauzi menebar 5.000 benih ikan nila di embung Kalioyot Pekon Pandansari Kecamatan Sukorharjo.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Wakil bupati Pringsewu Fauzi menebar 5.000 ekor benih ikan nila di embung Kalioyot Pekon Pandansari Kecamatan Sukorharjo. Kegiatan tersebut dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH).
Selain menabur benih ikan nila, Fauzi juga melakukan penanaman pohon disekitar lokasi embung Kalioyot pada Jumat (04/06/2021).
Untuk bibit pohon yang ditanam sebanyak 200 batang pisang dan aneka jenis tanaman lainnya.
Fauzi mengatakan, kegiatan itu penamaman pohon dan menebar benih ikan nila itu sebagai satu bentuk ungkapan rasa syukur atas kondisi embung, sekaligus membantu masyarakat.
"Saya berharap keberadaan embung ini menjadi daya rangsang pertumbuhan ekonomi di Pekon Pandansari, mengingat potensinya yang luar biasa", harapnya.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pringsewu Debi Hardian mengatakan, kegiatan penanaman pohon dan penebaran benih ikan merupakan kegiatan yang bagus.
Baca juga: Pemkab Pringsewu Cairkan Gaji ke-13 Pada 14 Juni
Dimana pemerintah hadir ditengah masyarakat, sekaligus bersinergi. Karena pemerintah sifatnya membantu dan memfasilitasi.
"Sayapun mengharapkan masyarakat turut mendukung dan kedepannya embung ini dapat memberikan banyak manfaat," ujar Debi.
Lita Litawati Kepala Dinas Pertanian mengungkapkan, potensi yang dimiliki Pekon Pandansari cukup besar. Baik itu pada bidang pertanian, perikanan dan lainnya.
"Sehingga manfaat embung Kalioyot diharapkan dapat lebih mengoptimalkan potensi yang ada tersebut," terang dirinya.
Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Hendrid meminta supaya masyarakat memelihara pohon yang ditanam. Termasuk benih ikan yang sudah ditebar di embung agar dapat dipelihara dan dijaga dengan baik.
Diketahui, Embung Kalioyot yang ada di Pekon Pandansari dibangun pemerintah pada tahun 1983 dengan luas areal 1,5 hektar. Oleh karena itu, usia embung tersebut sudah 38 tahun.(Tribunlampung.co.id/R. Didik Budawan C)