Bandar Lampung

Kisah Pilu Seorang Adik Kakak Pakai Baju Bergantian saat Survei PPDB di Bandar Lampung

Kisah pilu adik kakak menggunakan baju secara bergantian lantaran himpitan ekonomi masih ada, hal ini terjadi saat survei zonasi PPDB ke calon siswa.

Editor: Hanif Mustafa
Tribunlampung / Joviter
Ibunda Aldi dan Adit, Miswati saat ditemui di rumah kontrakan semipermanen oleh Tribunlampung.co.id, Kamis (24/6/2021), yang membagikan kisah pilu adik kakak menggunakan baju secara bergantian lantaran himpitan ekonomi setelah ditinggal pergi kepala rumah tangga. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kisah pilu seorang adik kakak menggunakan baju secara bergantian di Kota Bandar Lampung.

Dua remaja bersaudara warga Jalan Sultan Haji, Gang Cempedak, Kelurahan Kota Sepang, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung melakukan hal tak lazim ini lantaran terhimpit ekonomi.

Kejadian ini pun membuat terheran-heran rombongan guru serta anggota Bhabinkamtibmas Polsek Tanjung Senang yang sedang melakukan survei zonasi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) ke calon siswa kurang mampu.

Mulanya rombongan tim hendak melakukan survei calon siswa kurang mampu mencari keberadaan Aldi Saputra (15).

Saat sudah menemui rumah calon siswa, para rombongan diterima oleh sang kakak Adit Pratama (17) di rumahnya.

Baca juga: Kisah Pilu Buruh Cuci di Bandar Lampung, 2 Anaknya Pakai Baju Secara Bergantian

Rombongan survei dari sekolah yang didampingi Bhabinkamtibmas Tanjung Senang menanyakan sang adik Aldi.

Kemudian Adit masuk ke dalam rumah untuk memanggil Aldi, begitu keluar rombongan kebingungan lantaran pakaian yang digunakan Aldi sama dengan yang dikenakan oleh Adit.

Untuk memastikan calon siswa yang menerima bantuan, kedua adik kakak Adit dan Aldi bertemu langsung tim survey di ruang tamu.

Rupanya saat keluar Adit tak memakai baju, karena mereka hanya punya satu baju yang dianggap layak untuk dipakai secara bergantian. 

Tribunlampung.co.id pun mendapati jika kedua remaja bersaudara tersebut dibesarkan oleh ibunya sendiri.

Baca juga: Curanmor di Tanjung Senang, Motor Penjual Buah Raib saat Tengah Layani Pembeli

Sang ibu bernama Miswati (45) harus berjuang keras menjadi single parent untuk membesarkan ketiga anaknya seorang diri pasca ditinggal pergi oleh suaminya sejak beberapa tahun silam.

Bersama ketiga anaknya, Miswati tinggal di sebuah kontrakan semipermanen di Jalan Sultan Haji, Gang Cempedak, Kelurahan Kota Sepang, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung.

Untuk menghidupi ketiga anaknya, Adit Pratama (17), Aldi Saputra (15) dan Anita Julia (13), Miswati bekerja sebagai buruh cuci pakaian.

Kondisi itu menyita perhatian dari sejumlah kalangan.

Tak terkecuali dari aparat kepolisian setempat.

Sebagai bentuk perhatian, Kapolsek Tanjung Senang Ipda Rosali memberikan bantuan berupa pakaian, alat tulis, kuota internet, dan sembako kepada keluarga Miswati, Senin (21/6/2021).

Bantuan tersebut diberikan sebagai salah satu bentuk kepedulian Polri terhadap warga sekitar.

Tak ayal, bantuan yang diberikan tersebut mengundang haru Miswati dan keluarga.

"Kami hanya bisa memberikan ucapan terima kasih kepada Bapak-Ibu yang telah memberikan perhatian terhadap keluarga kami," kata Miswati, Kamis (24/6/2021).

Miswati mengatakan, kondisi kehidupan mereka menjadi perhatian publik pasca dikunjungi oleh guru perwakilan sekolah dan Bhabinkamtibmas setempat.

Saat itu, perwakilan sebuah SMA di Bandar Lampung hendak melakukan survei zonasi penerimaan siswa baru.

Di sinilah muncul kisah lucu sekaligus miris melihat kondisi Miswati dan keluarga.

"Saat guru datang itu, anak saya Aldi masih tidur tidak pake baju. Kakaknya minjamin baju ke Aldi," cerita Miswati.

Setelah itu, guru tersebut memanggil kakak Aldi, yakni Adit.

Karena tidak ada baju yang layak pakai, maka kakak adik ini bergantian mengenakan kaus tersebut.

"Jadi saya terangkan, mereka itu gantian pake baju biasa. Bukan seragam sekolah," beber Miswati.

Dari situ, lanjut Miswati, para guru dan anggota Bhabinkamtibmas terheran-heran.

Pasalnya, kakak beradik ini mengenakan baju yang sama secara bergantian.

Miswati mengatakan, memang begitulah kondisi keluarganya.

Jangankan membeli baju baru, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit.

Bagaimana tidak, penghasilannya menjadi buruh cuci pakaian dalam satu bulan hanya berkisar Rp 1 juta.

Sementara biaya sewa rumah tersebut naik, dari semula Rp 500 ribu menjadi Rp 1 juta per bulan.

Miswati pun bersyukur selama ini kerap menerima bantuan dari warga sekitar.

"Meski untuk makan saja susah, ketiga anak saya harus tetap bisa sekolah," kata Miswati.

Miswati menjelaskan, putra sulungnya Adit Pratama saat ini sudah duduk di bangku kelas tiga SMA.

Sementara Aldi Saputra baru mau masuk ke jenjang SMA.

Sedangkan putri bungsunya, Anita Julia, saat ini kelas enam SD.

Dia berharap ketiga anaknya bisa menjadi orang sukses.

Minimal, punya kehidupan yang lebih layak dari saat ini.

"Alhamdulillah, kemarin diberi bantuan sama Pak Kapolsek kuota internet dan alat-alat tulis untuk mereka sekolah," tutur Miswati.

Kapolsek Tanjung Senang Ipda Rosali mengaku mendapat kabar menyedihkan tentang Miswati dari anggotanya.

Menerima laporan tersebut, Ipda Rosali mengaku iba dan penasaran untuk melihat langsung kondisi Miswati.

"Karena itu, kami berinisiatif untuk datang langsung, dan alhamdulillah Senin kemarin kita beri bantuan," kata Rosali.

Rosali berharap bantuan itu bisa digunakan dengan sebaik-baiknya.

"Semoga bisa menjadi motivasi bagi Adit dan adik-adiknya untuk terus giat belajar meskipun di tengah kondisi serba kekurangan," kata Rosali. ( Tribunlampung.co.id / Joviter Muhammad )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved