Berita Terkini Nasional
Jatuh Terpeleset, Petani Tuban Tewas Tersengat Jebakan Tikus Beraliran Listrik
Petani asal Tuban meregang nyawa setelah tersengat jebakan tikus beraliran listrik yang dibuat, alhasil kejadian ini membuat heboh
"Kita beruntung, karena seperti Lampung Tengah atau Lampung Timur enggak semua dapat air. Boleh kita kalah lahan, tapi produktivitas dan kreativitas harus terus jalan," imbuhnya.
Sementara Kepala Pengendali Organisne Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kota Metro Slamet menilai pengendalian hama tikus bisa menyesuaikan kondisi di lapangan.
"Seperti di Margodadi ini sudah tepat melakuan gropyokan, karena lahan sawah belum ditanami padi," terangnya.
Ia mengaku, ada beberapa metode pengendalian hama tikus selain gropyokan, yakni dengan memasang jebakan serta umpan beracun untuk meminimalisir perkembangan tikus.
"Kalau sawah sudah ditanami padi, itu lain lagi. Lebih tepat pakai perangkap dan racun. Kalau gropyokan sudah pasti mendongkel pematang sawah, bisa mengakibatkan kerusakan," ucapnya.
"Tapi kalau sudah masuk masa tanam metode yang kita gunakan itu dibakar atau umpan beracun dan perangkap," imbuhnya.
Slamet menambahkan, untuk mengusir hama tikus juga bisa menggunakan urine hewan.
Seperti sapi, kambing dan kelinci, karena tikus tidak suka dengan bau urine yang sangat menyengat.
"Caranya dengan menyemprotkan ke seputar lubang dan padi. Terakhir bisa juga dengan memagari sawah, tapi ini ongkosnya yang mahal. Makanya rata-rata petani enggan," tuntasnya. ( Tribunlampung.co.id / Surya.co.id )