Wawancara Eksklusif
Kepala BKIPM Lampung Beberkan Rahasia Ekspor Ikan Tembus Rp 1 Triliun
Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Lampung terus berupaya meningkatkan ekspor.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Lampung terus berupaya meningkatkan ekspor.
Sejauh ini nilai ekspor perikanan Lampung telah melampaui angka Rp 1 triliun.
Nominal tersebut naik dari tahun sebelumnya, sebesar Rp 683 miliar pada 2020 menjadi Rp 870 miliar pada 2021.
Selain itu, dalam lima bulan terakhir Lampung sudah melakukan ekspor sebanyak 586 kali.
Baca juga: Lampung Ekspor Kopi dan Lada Senilai Rp 33 Miliar ke 10 Negara
Frekuensi ini juga naik dari tahun sebelumnya yang sebanyak 469 kali sepanjang 2020-2021.
Apa rahasia BKIPM Provinsi Lampung bisa mencatatkan kenaikan nilai dan frekuensi ekspor tersebut?
Berikut petikan wawancara eksklusif Tribunlampung.co.id dengan Kepala BKIPM Lampung Rusnanto, Jumat (2/7/2021).
Sekarang masih pandemi Covid-19, sama seperti tahun lalu. Tetapi mengapa nilai ekspor perikanan Lampung bisa naik?
Iya, memang menurut data kami, untuk ekspor kita dari tahun kemarin ke tahun ini memang relatif meningkat dengan berbagai macam komoditas. Tapi memang yang paling banyak komoditas udang. Kemudian ada daging ranjungan, cumi-cumi, ikan frozen, dan rumput laut.
Baca juga: Dugaan KPK, Edhy Prabowo Borong Mobil Pakai Uang Suap Ekspor Benur untuk Dibagi-bagikan
Pertama, memang kita terus mendorong kemudahan berusaha sesuai kebijakan dalam rangka meningkatkan nilai ekspor.
Misal, kalau mengurus sertifikasi perusahaan dan produk dulu bisa sampai tiga hari kerja. Nah, saat ini bisa dengan secepatnya segera selesai.
Nah, ini akan terus kita tingkatkan pelayanannya kepada para customer. Misal pelayanan yang tadinya dari dua jam menjadi satu jam saja.
Kemudian kita juga memberikan pelayanan tujuh hari dalam satu minggu. Tujuh hari kerja itu kita layani terus dan ada yang piket.
Kalau di pelabuhan bahkan kita terapkan 24 jam tujuh hari dalam seminggu. Kalau di bandara 16 jam 7 hari dalam seminggu.
Intinya, kemudahan layanan usaha itu bisa meningkatkan nilai ekspor. Jadi meningkatkan ekspor dengan pelayanan yang baik.