Berita Terkini Nasional

Kapolsek Manggala Menyamar Jadi Driver Ojol Saat Gerebek Pelaku Judi Sabung Ayam

Kapolsek Manggala Kompol Supriady Idrus menyamar menjadi driver ojek online saat gerebek pelaku judi sabung ayam.

Editor: taryono
Tribunnews
Kapolsek Manggala Kompol Supriady Idrus menyamar menjadi driver ojek online saat gerebek lokasi judi sabung ayam. 

Saat keluar dari minimarket, EP pun kaget lantaran pelaku sudah tidak ada di tempat parkir.

"Jadi tanggal 23 Juni 2020 sekira jam 18.30 WIB, korban bersama dengan kedua anaknya masuk ke dalam minimarket untuk berbelanja."

"Setelah berbelanja dan keluar minimarket, wanita tersebut tiba-tiba menangis, kemudian ditanya oleh pegawai minimarket," kata Ipda Hedjen Oktianto, Kanit Reskrim Polsek Gayungan, Kamis (16/7/2020).

EP kemudian melaporkan kejadian yang menimpanya ke aparat kepolisian setempat.

Polisi langsung bergerak cepat dan berhasil menangkap pelaku dengan cara menjebaknya dengan umpan Polwan Cantik yang menyamar.

Kisah Polwan Cantik menyamar jadi PSK

Sebelumnya, kisah tentang dua orang Polwan Cantik menyamar jadi PSK atau pekerja seks komersil pernah viral pada 2017 silam.

Kedua orang polwan itu menyamar jadi PSK untuk membongkar kasus perdagangan perempuan.

Tugas berat itu diemban AKP Rochana Sulistyaningrum, saat menjabat Kapolsek Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada tahun 2017.

Dengan penyamaran tingkat tinggi, polwan cantik itu mencoba membongkar kasus perdagangan perempuan di Warung Kopi Kuro-Kuro.

Dengan mengajak polwan cantik bernama Bripda Mira Indah Cahyani, mereka menyamar jadi PSK.

Penyamaran tingkat tinggi itu untuk menyasar warung kopi yang ada di Dukuh Rames, Desa Sukoharjo, Kecamatan Wedarijaksa.

Berikut, kisah dua orang polwan menyamar jadi PSK untuk membongkar kasus perdagangan perempuan sebagaimana dilansir Intisari.Grid.ID.

Warung Kopi Kuro-Kuro

Sepekan sebelum melakukan penggerebekan ke Warung Kopi Kuro-Kuro, AKP Rochana Sulistyaningrum bergerak sendiri menelusuri bisnis esek-esek terselubung itu.

Dengan mengendarai sepeda motor, Rochana yang berpakaian preman mulai bertanya-tanya kepada warga sekitar.

Ia mulai bercengkerama dengan orang yang ada di dalam Warung Kopi Kuro-Kuro.

Bangunan yang dijadikan sebagai modus warung kopi tersebut, bagian depannya digunakan untuk jualan kopi dan makanan.

Warga hanya tahu itu warung kopi.

Pemiliknya cukup rapi mengelabui karena hanya orang tertentu yang bisa menikmati bisnis esek-eseknya tersebut.

Sehari sebelum penyergapan, wanita berhijab itu memutuskan untuk menyamar, supaya bisa bercengkerama dengan orang yang ada di dalam Warung Kopi Kuro-Kuro.

Untuk memuluskan penyamarannya itu, ia lantas mempercantik diri serta mengajak seorang anggotanya, Bripda Mira Indah Cahyani (21).

"Mira, kamu jangan pulang dulu, nanti malam ada kegiatan. Tolong kamu jangan bilang anggota lain. Sore ini saya mandi di kantor dan selanjutnya antar saya ke salon," ujar Rochana saat itu kepada Mira.

Rochana kemudian menyampaikan perihal rencana penyamaran itu kepada Mira.

Dengan membonceng Mira mengendarai motor matik, mereka selanjutnya berangkat menuju salon di wilayah Pati.

Berdandan seksi

Awalnya, kedua polwan itu sempat canggung karena harus mengubah kebiasaan dengan berdandan seksi.

Namun, semua itu terpaksa dikesampingkan demi tugas mulia.

"Mira sempat risi karena saya suruh berganti kaus minim dan hotpant. Begitu juga saya yang memutuskan mengenakan daster dan melepas hijab."

"Tapi it's ok, inilah tugas yang harus kita emban," jelas Rochana.

Rambut kedua polwan itu pun didandani ala kekinian.

Saya juga minta Mira memakai topi.

Kaus, hotpant serta topi itu milik anak Rochana.

"Kalau saya yang berdandan seperti anak muda kan lucu. saya pakai daster saja," ungkap Rochana sambil tertawa.

Rampung berdandan, kedua polwan tanpa berbekal senjata api (senpi) itu bergegas menuju Warung Kopi Kuro-Kuro.

Motor matik diparkir di depan lokasi.

Mereka kemudian masuk ke dalam untuk mengawali aksi penyamaran.

Keduanya mengaku sebagai sesama kerabat dengan status janda yang membutuhkan pekerjaan.

Rochana dan Mira kemudian bergantian memelas dan merayu seorang wanita PSK yang ada di dalam warung kopi.

Sampai akhirnya, Woro Wiranti (34), wanita pemilik bisnis prostitusi itu, keluar dari kamar menemui keduanya.

Ternyata si penyanyi kafe

Rochana dan Mira masuk warung kopi itu sehabis magrib dan sepi.

Setelah bertemu dengan seorang wanita berpakaian seksi, dan mengutarakan niat sebelumnya, wanita PSK itu pun memanggil bosnya.

"Saya kaget bukan kepalang begitu bosnya keluar. Ternyata ia biduan dangdut yang sering ketemu di panggung saat saya berjaga mengamankan."

"Kami pernah saling menyapa dan bertatap muka. Saat itu, saya hanya berdoa semoga penyamaran lancar."

"Alhamdulillah ia tak mengenali saya," kata Rochana yang masuk Secaba Polwan tahun 1987 itu.

Setelah mengobrol selama beberapa jam sembari menikmati secangkir kopi, bos Warung Kopi Kuro-Kuro selaku muncikari akhirnya memberikan kode lampu hijau.

AKP Rochana dan Bripda Mira pun diterima bekerja dengan syarat harus senantiasa berpenampilan aduhai yang mengundang syahwat lelaki.

Mereka berdua diharuskan berangkat bekerja mulai pagi pukul 09.00 WIB.

"Besok langsung kerja aja layani tamu berkaraoke. Jika tamu minta esek-esek layani saja. Ada satu room karaoke dan dua kamar."

"Oh iya kamu jangan pakai daster lagi. Kalau siang banyak bos-bos berkumpul di sini. Ada bos ketela, bos ikan, dan bos tepung. Kalau habis magrib sudah sepi," kata Rochana menirukan ucapan bos PSK itu.

Beri tarif khusus

Warung Kopi Kuro-Kuro tersebut sudah beroperasi selama 4 bulan.

Untuk sekali berkencan dengan PSK, tarifnya mulai Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu, tinggal menyesuaikan usia dan fisik.

"Meski sudah berumur saya diperbolehkan bekerja dengan tarif Rp 50 ribu sekali kencan. Katanya, saya khusus untuk brondong, karena brondong itu tak berduit."

"Kalau Mira tarifnya Rp 350 ribu, dengan alasan karena muda dan bodinya masih bagus. Itu bosnya yang bilang," kisah Rochana.

Anak buah kapolsek sampai tertipu

Setelah sepakat dengan bos PSK, Rochana dan Mira langsung pulang ke Mapolsek Wedarijaksa.

Penyamaran mereka rupanya berjalan mulus.

Petugas piket Mapolsek Wedarijaksa saat itu bahkan sempat tak mengenali Rochana.

Anggotanya yang berjaga malam itu sempat mengusir Rochana yang hendak masuk ke kantor lantaran dikira orang gila yang berkeliaran.

"Hai kamu jangan masuk! Pergi atau kusiram kamu!" kata Rochana menirukan hardikan anak buahnya kala itu.

"Enak saja mau nyiram, saya ini Kapolsek kamu," ujar Rochana.

Kata Rochana, saat itu juga, anggotanya kaget dan tak percaya.

Mereka pun tertawa semua sendiri.

Detik-detik penggerebekan

Keesokan harinya, yakni sekitar pukul 15.30 WIB, Rochana bersama tim gabungan dari Polsek Wedarijaksa menggerebek warung kopi Kuro-Kuro.

Dalam penggerebekan, polisi mengamankan 3 PSK, 4 pria hidung belang, dan 1 pasangan mesum yang terkunci rapat di kamar.

Selain itu, polisi turut mengamankan seorang muncikari atau pemilik Warung Kopi Kuro-Kuro atas nama biduan dangdut Woro Wiranti (34).

"Mana Brondongnya, katanya saya mau dikasih brondong?" tanya Rochana pada muncikari dan si pemilik warung kopi itu.

Pemilik warung kopi langsung kaget dan meminta maaf.

"Saat ini proses hukum sedang berlangsung dan akan dilimpahkan ke kejaksaan. Penyelidikan tak ditemukan pekerja gadis di bawah umur," imbuh Rochana.

Baca juga: Polisi Amankan 12 Pelaku Judi Koprok Saat Asik Bermain

Mereka yang diamankan dijerat Pasal 296 KUHPidana karena mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan ancaman pidana 1 tahun 4 bulan penjara.

sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved