Universitas Muhammadiyah Metro

Dr Ihsan Dacholfany UM Metro : Profetik Profesional Menjadi Standar Lulusan Muhammadiyah

Kemajuan zaman saat ini berhasil menghantarkan keterbukaan informasi yang masif termasuk ilmu pengetahuan

Ist
Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed. 

Karena pemerintah menginginkan generasi muda saat ini siap menjadi lulusan yang tangguh, adaptif, dan selaras dengan kebutuhan zaman, serta siap menjadi pemimpin di masa depan dengan semangat kebangsaan yang tinggi.

Hanya saja, hal ini perlu perhatian khusus dari aspek sikap atau afektif.

Kemajuan zaman seringkali membuat perilaku generasi muda justru bertolak belakang dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki.

Sehingga seringkali ditemukan perilaku siswa kurang santun dalam bersikap kepada yang lebih tua baik kepada tenaga pengajar, orang tua maupun masyarakat umum.

Sikap acuh tak acuh juga menjadi salah satu karakter generasi muda saat ini akibat kebiasaan mereka yang cenderung menyukai pengoperasian smartphone sebagai tempat mencari solusi dari semua persoalan ketimbang mendiskusikannya dengan orang lain.

Padahal Islam telah mengajarkan bahwa mengedepankan adab ketimbang ilmu adalah keniscayaan sebagaimana yang disampaikan ulama besar kita Ibnul Mubarok, “Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”

Sangking pentingnya adab, Muhammadiyah melalui Amal Usahanya yang bergerak di dunia Pendidikan menjadikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai mata pelajaran/mata kuliah yang wajib diikuti oleh semua pelajar.

Hal ini tak lain adalah langkah Muhammadiyah untuk memberikan keseimbangan antara kognitif, afektif dan psikomotor para pelajar. Langkah yang sama juga untuk menyeimbangkan antara hati nurani dengan logika berpikir. Sebagian pelajar bisa saja dalam mengambil sikap terhadap suatu permasalahan mengandalkan logika tanpa memperhatikan hati nurani mereka, apakah yang mereka kerjakan sudah benar atau justru sebaliknya.

Para pelajar di Muhammadiyah hendaknya menjadikan aspek profetik (Siddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah) sebagai pintu gerbang dalam mempertimbangkan sesuatu sementara logika akan menjadi langkah untuk mengerjakan sesuatu halnya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 21, “Sungguh, telah ada para (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” Jika aspek profetik yang didasarkan pada empat sifat nabi menjadi pangkal mengambil kebijakan maka tentu tindakan yang diambil oleh para pelajar akan sesuai dengan hati Nurani yang Allah ciptakan condong pada kebenaran.

Penanaman nilai-nilai profetik ini akan menjadi pengikat bagi lulusan-lulusan Muhammadiyah di mana nanti di masa depan mereka tidak hanya profesional di bidangnya semata, akan tetapi juga dapat memanfaatkan keahliannya agar berguna bagi dirinya sendiri, orang lain, dan bangsa.

Hal ini akan membuat mereka menargetkan hal baru sebagai capaian akhir yakni keindahan tempat di akhirat, bukan hanya sekedar kebahagiaan di dunia saja.

Sehingga jika nanti mereka menjadi ahli hukum, mereka akan menjadi ahli hukum yang menegakkan keadilan sesuai hati nurani mereka yang akan mengedepankan aspek hukum sebab akibat dalam mengambil keputusan.

Jika mereka menjadi akuntan, mereka akan menjadi akuntan yang adil dan jujur dalam menghitung segala halnya bukan hanya mengandalkan standar administrasi namun juga kejujuran yang berdasarkan hati nurani.

Jika mereka menjadi dokter, mereka akan mengedepankan aspek kemanusiaan ketimbang hanya menjadikan uang sebagai syarat penanganan atas jasa keprofesionalan mereka. Begitulah mestinya lulusan Muhammadiyah dalam kehidupan bermasyarakat.(*)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved