Limbah di Pantai Lampung
Camat Cek Limbah Aspal di Pantai Kalianda Lampung Selatan
Camat Kalianda Zaidan baru mendapatkan laporan soal keberadaan limbah di pantai. Ia mengaku langsung mengecek lokasi limbah diduga aspal tersebut.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Camat Kalianda Zaidan baru mendapatkan laporan soal keberadaan limbah di pantai.
Ia mengaku langsung mengecek lokasi limbah diduga aspal tersebut.
"Iya, Mas, ini saya dan tim mau menuju ke lokasi," kata Zaidan, Sabtu (11/9/2021).
Zaidan mengatakan, dirinya baru mendapat informasi dari warga soal limbah aspal itu kemarin.
Baca juga: Limbah Hitam juga Ditemukan di Pantai Kota Agung Lampung
"Saya juga baru dapat informasi soal limbah itu kemarin dari beberapa warga. Lalu Mas menelepon hari ini, nanya soal limbah ini juga. Ini saya mau cek ke lokasi dulu," ujarnya.
"Kalau informasinya sih limbah aspal tersebut sudah tersebar di beberapa titik di Pantai Kalianda. Namun tidak di semua pantai, hanya beberapa saja," kata Zaidan.
Zaidan mengatakan, yang ia tahu limbah aspal itu ada di Pantai Sebalang.
"Kalau liat berita dan menurut informasi yang saya dapat, limbah yang diduga mirip ya saya juga tidak bisa memastikan itu adanya di sekitar Pantai Sebalang. Makanya saya juga kaget pas ada warga yang melapor," ujarnya.
Baca juga: Limbah Diduga Aspal Penuhi Bibir Pantai Sebalang Lampung Selatan
Sejak Sepekan Lalu
Warga sekitar Pantai Kalianda, tepatnya di Kelurahan Way Lubuk, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, telah melihat tumpukan limbah aspal sejak sepekan lalu.
Anton (30), warga Kelurahan Way Lubuk, mengaku melihat limbah itu seminggu lalu.
"Pertama kali saya melihat limbah aspal tersebut saat mencari rumput laut di pinggir pantai. Sekitar ya kurang lebih semingguanlah, Mas," kata Anton sembari menyiapkan alat untuk mencari rumput laut, Sabtu (11/9/2021).
Anton sempat menduga limbah itu tumpahan oli bekas.
"Awalnya saya mengira warna hitam yang menempel pada botol dan juga plastik bekas tersebut dari tumpahan oli bekas. Tapi pas saya cium, ternyata bukan bau oli. Malah baunya seperti bau aspal," ujarnya.

Anton mengatakan, sampai saat ini limbah tersebut belum berdampak pada keramba rumput laut miliknya.