Limbah di Pantai Lampung
Camat Cek Limbah Aspal di Pantai Kalianda Lampung Selatan
Camat Kalianda Zaidan baru mendapatkan laporan soal keberadaan limbah di pantai. Ia mengaku langsung mengecek lokasi limbah diduga aspal tersebut.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Daniel Tri Hardanto
"Kalau limbahnya sih masih ke arah sana lagi, Mas. Sudah mau ke arah Pantai Ketang. Kalau di situ banyak banget. Bahkan warna hitamnya ada yang sampai ngebekas di pasir," ungkap Anton.
"Belum ada sih mas dampak dari limbah aspal tersebut. Tapi saya khawatirnya lama-lama limbah itu terbawa arus sampai ke sini," imbuhnya.
Hal sama dikatakan Nahrani (50), petani rumput laut di Kelurahan Way Lubuk.
"Saya sudah liat limbah aspal itu dari lima hari yang lalu. Saya kira tumpahan oli. Ternyata bukan. Mirip kayak aspal. Ketika dipegang, warna hitamnya akan lebih lengket dan susah dihilangkan," kata Nahrani.
"Untungnya tidak berpengaruh ke rumput laut. Karena rumput laut yang kita cari ada di dalam air. Sedangkan limbah aspal itu ada di pinggir-pinggir pantai terbawa ombak," jelasnya.
Nahrani menyebut pihak desa ataupun kelurahan belum ada yang datang untuk mengecek ke lokasi.
"Sampai sekarang belum ada aparat desa yang datang. Padahal limbah ini sudah ada lima hari yang lalu, dan mungkin sudah ada warga yang lapor ke mereka. Karena di beberapa tempat juga katanya banyak kayak gini. Yang saya tau ada juga limbah aspal gini di Pantai Sebalang," ungkapnya.
Pria yang juga mencari nafkah dari barang rongsokan ini menjelaskan, limbah itu sangat lengket.
"Saya juga kan bekerja mencari rongsokan. Jadi saya kumpulin itu botol-botol bekas dan beberapa barang lainnya. Pas saya cuci pakai sabun, warna hitamnya tetap tidak mau hilang. Harus dibersihkan pakai bensin baru bisa hilang. Itu juga harus digosok beberapa kali," pungkasnya.
( Tribunlampung.co.id / Dominius D Barus )