Pringsewu

Rumah Tapis dan Perca Dibangun di Pringsewu Lampung

Balai Prasarana dan Permukiman Wilayah Lampung (BPPWL) membangun rumah produksi tapis dan kain perca di Kabupaten Pringsewu.

Tribunlampung / Robertus Didik
Rumah produksi tapis di Pekon Margakaya, Kecamatan Pringsewu. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU BALAI Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Lampung melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) membangun rumah produksi tapis dan kain perca di Kabupaten Pringsewu.

Infrastruktur rumah produksi ini dibangun melalui Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) Livelihood Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) nilai total sebesar Rp 1,7 miliar, nilai tersebut digunakan untuk 2 lokasi dengan masing-masing sebesar Rp 1 miliar untuk pembangunan Mahan (Rumah) Tapis di Pekon Margakaya dan Rp 700 juta

untuk pembangunan Gedung Sewu Perca di Pekon Rejosari.

Tidak hanya ruang produksi, di dalam bangunan juga terdapat galeri, kantor, dan fasilitas lainnya.

Fajar Imanuel Simanjorang selaku PPK Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi Lampung menjelaskan bahwa dua bangunan ini berada di Kecamatan Pringsewu, tepatnya di Pekon Rejosari dan Pekon Margakaya yang merupakan lokasi Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) non kumuh.

Pembangunan ini dilaksanakan oleh LKM dan KSM di masing-masing Pekon dan dalam pelaksanaannya diawasi oleh Tim Korkot Kabupaten Pringsewu, Tim Teknis PKP dan OC4/KMW Provinsi Lampung.

Dalam kesempatannya beliau menyampaikan bahwa nantinya infrastruktur yang dibangun dapat meningkatkan perekonomian masyrakat sekitar terlebih pada masa pandemi covid-19 dan sekaligus membedayakan masyarakat yang mempunyai keahlian dalam bidangnya masing-masing.

Awalnya, usaha ini dikerjakan di rumah non-permanen dan berlantai tanah. Kondisi itu berjalan selama tiga tahun produksi. Atas potensi ini, serta dukungan dari pemerintahan setempat, kelompok usaha tersebut mendapat bantuan rumah produksi yang nantinya akan digunakan untuk pengolahan sampai dengan pemasarannya.

Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sewu Perca, Sanim, mengungkapkan, Pekon Rejosari sudah memiliki usaha rumahan kain perca. Usaha ini melibatkan kurang lebih 25 warga sekitar.

Kain perca tersebut disulap menjadi barang bernilai jual seperti keset, sarung bantal, sarung guling, dan seprei. Sanim berharap, dengan adanya bantuan gedung dengan sarana dan prasarananya, bisa memotivasi masyarakat dalam usaha kain perca.

Ke depannya, Pekon Rejosari dapat menjadi sentra produksi kain perca di Pringsewu. "Mudah-mudahan Sewu Perca bisa jadi ikon Pekon Rejosari," harapnya, Selasa, 21 September 2021.

Sementara itu, Koordinator LKM Bintang Harapan Pekon Margakaya, Sefriwan, mengungkapkan, Gedung Mahan Tapis menjadi harapan kembalinya kejayaan tapis Pekon Margakaya. Ia menjelaskan Pekon Margakaya tadinya terkenal sebagai wilayah pengrajin tapis.

Namun, citra itu mulai berkurang karena pendapatan dari menapis dinilai kecil. Alhasil, warga yang tadinya tekun menapis, ada yang beralih ke lapangan pekerjaan lain karena dinilai lebih menguntungkan. Keterlibatan warga dalam usaha tapis pun semakin berkurang dan berdampak pada produksi tapis.

Menurut Sefriwan, selama ini warga hanya menjadi pekerja upahan dalam menapis. Sehingga, pendapatan yang diperoleh dinilai kurang. Melalui rumah produksi tapis ini, harapannya dapat membuka peluang pasar.

“Sehingga tidak lagi sebagai pekerja upahan, melainkan warga dapat menjual langsung hasil tapis kepada pembeli melalui galeri di Mahan Tapis,” katanya.
Selain itu, nilai beli dapat disesuaikan dengan pasaran. Dampaknya, pendapatan warga penapis akan semakin meningkat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved