Berita Terkini Nasional

Baru Terbongkar, Ada Air dan Pembersih Lantai Diduga untuk Bersihkan TKP Pembunuhan di Subang

Darah di lantai rumah tempat pembunuhan di Subang ternyata sempat dibersihkan oleh Yosef, suami Tuti.

Kolase Tribun Lampung
TKP pembunuhan di Subang (kiri). Foto Yosef bertopi merah saat hendak memasuki Satreskrim Polres Subang, Senin (6/9/2021). (Tribun Jabar/Dwiki MV) 

Ia menerangkan, saat hari kejadian, Yosef tiba di rumah itu dari rumah istri mudanya di Serang Panjang, tidak jauh dari Jalan Cagak. Saat masuk, kata Rohman Hidayat, Yosef melihat kondisi rumah yang ditinggali oleh istri dan anaknya itu sudah berantakan.

"Dia lihat ke kamar darah sudah di mana-dimana, dia kemudian lihat ke kamar mandi, ruang tengah sampai ke dapur bercak darah, sampai ke ujung, terakhir itu dia balik lagi ke pintu depan sampai bertemu pak Ujang," kata Rohman Hidayat.

Kakak ipar Yosef dendam

Kakak ipar Yosef, Yeti Mulyati mengaku dendam pada pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat yang secara keji membunuh adik dan ponakannya, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Perasaan dendam itu dirasakan lantaran para pelaku memperlakukan korban seperti gaya PKI (Partai Komunis Indonesia) nan biadab. Yeti mengungkapkan, Tuti dan Amalia dianggap orang baik dan dermawan, tidak ada tetangga yang menjelekkannya.

Namun, kematiannya tragis dengan cara dibunuh secara kejam. Apalagi pakaian mereka dilucuti. "Gak cukup dibunuh, dibuka bajunya. Aku paling heh.. gaya PKI itu, biadab. Aku dendam sekali sama orang itu yang membunuh," ujar Yeti geram. 

Saat ini penyidik Mabes Polri, Polda Jabar hingga Polres Subang sedang bekerja keras mencari pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut. Meski hingga lebih dari 30 hari, belum ada tersangka yang ditemukan polisi.

Ia menduga, pihak kepolisian sangat hati-hati dalam menangani kasus tersebut. "Tapi ya mungkin pihak kepolisian harus lebih teliti menghadapi ini," kata Yeti.

Seandainya pelaku tidak ditemukan, Yeti berjanji akan menggunakan cara lain untuk mengungkap pembunuhnya. "Itu mah keterlaluan aja...harus terus sampai kapanpun harus. Gak ada istilah mundur," katanya. 

"Dengan cara lain pun akan saya jadi aja apapun. Yang penting harus ketemu siapapun. Misalkan gak (terungkap) ini sama polisi, InsyaAllah saya akan cari cara lain," pungkasnya. 

Kepala Desa Jalancagak, Indra Zainal Alim. Indra Zainal mengatakan, dirinya mendapat laporan dari RT sekitar jam setengah 8 pagi.

Kemudian Indra menjelaskan, saat itu dirinya mendapat laporan kabar dari Yosef itu sebagai perampokan. “Saya waktu itu udah ada di desa, setengah 8 saya dikasih tahu sama RT bahwa ada kasus perampokan awalnya,” ujar Kepala Desa Jalancagak, Indra Zainal.

Yeti mengatakan, setelah mendapat kabar buruk itu, dirinya pun ikut panik. Ia sesegera mungkin menutup kembali warungnya yang baru ia buka jam 6 pagi. Namun, setelah tiba di rumah Tuti, garis polisi sudah terpasang di tempat kejadian perkara (TKP).

Yeti sendiri mengaku, sebelum tiba di TKP ia sempat pingsan, sehingga ia baru tahu dari yang lain bahwa Tuti dan Amalia berada di dalam bagasi mobil dalam keadaan sudah tak bernyawa. Ia mengatakan, saat mayat Tuti dan Amalia dipastikan di dalam bagasi, dirinya tak diperbolehkan untuk melihat.

Kronologi versi Yosef

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved