Berita Terkini Nasional

Kostrad Tanggapi Gatot Nurmantyo Soal Patung Soeharto dan AH Nasution Disebut Hilang

Kostrad beri konfirmasi soal raibnya patung soeharto dan AH Nasution. Tegaskan tidak memiliki ide pembongkaran.

Penulis: Putri Salamah | Editor: Heribertus Sulis
Kompas.com
Reaksi Kostrad Soal Raibnya Patung Soehoarto & AH Nasution:T idak Pernah Bongkar Patung Sejarah 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pihak Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) beri penjelasan soal raibnya patung Soeharto dan AH Nasution di Museum Dharma Bhakti Kostrad.

Kostrad mengklarifikasi informasi yang disampaikan oleh mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo terkait hilangnya patung tokoh nasional itu.

Hal ini berawal dari adanya kabar raibnya sejumlah patung bersejarah, yang terlibat dalam peristiwa G30S/PKI.

Kabar itu disampaikan oleh Gatot dalam sebuah acara diskusi webinar yang digelar Minggu (26/9).

Dalam webinar itu, Gatot menjelaskan bahwa beberapa patung tokoh nasional hilang dan sudah tidak ada di ruangan museum.

Baca juga: Mengenang Sejarah Penumpasan PKI saat Kopassus Berhadapan dengan Dukun Kebal Peluru

Yang seharusnya, kata Gatot, patung tokoh nasional bersejarah itu ada di dalam ruangan.

Alhasil, pernyataan mantan Panglima TNI itu menimbulkan beberapa spekulasi yang menyebut pihak Kostrad yang menghilangkan patung-patung tersebut.

Kapten Kostrad, Kolonel Inf Haryantana memberikan klarifikasi terkait polemik raibnya patung tokoh nasional, yakni Soeharto dan AH Nasution.

Dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/9/2021), Haryantana dengan tegas membantah bahwa Kostrad yang memiliki ide untuk membongkar patung tersebut.

“Tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad,” kata Haryantana.

Baca juga: Kisah 7 Pahlawan Revolusi yang Jasadnya Dibuang di Sumur Lubang Buaya Saat Tragedi G30S/PKI

Haryantana menyebut, bahwa pembongkaran patung itu merupakan ide dan keinginan dari Pangkostrad ke-34 sekaligus pembuat patung, Letjen TNI (Purn) Azym Yusri Nasution.

“Pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (purn) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode (9 Agustus 2011-13 Maret 2012) beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut,” jelasnya.

Haryantana menjelaskan, bahwa Azmyn melakukan kunjungan ke Pangkostrad saat ini.

Dan pada 30 Agustus 2021, Letjen TNI Dudung Abdurachman meminta untuk dilakukan pembongkaran terhadap patung-patung tersebut.

Ia pun menambahkan, yang memiliki ide dan pembuat patung itu meminta pengembalian patung untuk ketenangan lahir dan batin.

Oleh sebab itu, lanjut Haryantana, pihak Kostrad memberikan izin dan tak melarang patung yang diminta untuk dibongkar.

Secara tegas, Haryantana mengatakan pihak Kostrad tidak pernah membongkar patung-patung sejarah penumpasan G30S/PKI.

“Disimpulkan bahwa Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah,” ujarnya.

Sebagai informasi, dalam webinar itu Gatot mengatakan bahwa seharusnya terdapat diorama yang menggambarkan suasana pada 1 Oktober 1965 atau beberapa jam setelah enam jenderal dan perwira muda TNI AD diculik oleh PKI.

Gatot menyebut, seharusnya ada patung tokoh nasional seperti Presiden Soeharto yang pada kala itu menjabat sebagai Pangkostrad.

Lalu Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Kolonel Sarwon Edhie Wibowo dan Panglima TNI Angkatan Darat yakni Jenderal AH Nasution di museum itu.

Dengan hilangnya patung itu, Gatot menyebut bukti komunis masih ada di Indonesia, terkhusus di institus TNI.

Gatot mengatakan, barang-barang yang dihilangkan itu berkaitan dengan peristiwa besar yakni penumpasan komunisme di Tanah Air.

Termasuk di dalamnya yakni, patung Soeharto, AH Nasution hingga Sarwo Edhie. ( Tribunlampung.co.id / Putri Salamah )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved