Berita Terkini Nasional

Setelah Bunuh Adik Ipar yang Sedang Tidur, Pelaku Minta Dibukakan Maaf

Seorang kakak ipar di Kota Mataram, NTB tega membunuh istri adik kandungnya gara-gara cekcok soal sampah.

(KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI)
Kasus pembunuhan di Gubuk Mamben, Kelurahan Pagesangan Barat, Kota Mataram. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Seorang kakak ipar di Kota Mataram, NTB tega membunuh istri adik kandungnya gara-gara cekcok soal sampah.

Husnan (55) pelaku yang tega membunuh adik iparnya mengaku menyesal karena sudah menghabisi Fitriah (44), istri adik kandungnya.

Warga asal Lingkungan Gubuk Mamben, Kelurahan Pagesangan Barat, Kota Mataram ini minta agar dibukakan pintu maaf dari keluarga atas perbuatannya.

"Minta maaf sama semua keluarga, semua, baik keluarga saya maupun keluarga korban," kata Husnan di hadapan media, dalam keterangan pers, di markas Polresta Mataram, Rabu (29/9/2021).

Kini dia siap mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum.

Baca juga: Ayah Sempat Hubungi HP Korban Pembunuhan di Subang sebelum Ditemukan Tewas di Bagasi

Baca juga: Yosef Dicurigai sebagai Pelaku Pembunuhan di Subang, Rekening Amalia Mustika Ratu Diperiksa

"Menyesal pak," katanya.

Dia mengaku nekat melakukan penganiayaan dan membunuh adik iparnya karena tersulut emosi setelah cekcok sore harinya.

Dia juga memendam rasa sakit hati cukup lama karena merasa sering dihina oleh korban.

Husnan mengakui dia dan adik iparnya sering terlibat cekcok karena masalah sepele.

Sampai akhirnya, Selasa (21/9/2021), dia kalap dan menghabisi nyawa istri adik kandungnya.

Dia menusuk korban menggunakan pisau gunting yang sudah lama dia simpan di dalam rumah.

"Pisau itu sudah ada dari dulu di dalam lemari," katanya.

Pisau tersebut, kata Husnan, merupakan jenis pisau gunting.

Dulu dia pakai pisau tersebut untuk bekerja.

Sebab dulu, sebelum menjadi tukang asah pisau jagal hewan kurban, dia bekerja sebagai kusir cudomo.

"Saya juga bekerja (buruh) bangunan," katanya.

Pisau itu biasanya dia pakai untuk membuat lubang pintu.

"Kalau kekecilan lubangnya, saya besarin pakai itu," ujarnya.

Kronologi

Peristiwa pembunuhan terjadi Selasa (21/9/2021) dini hari. Pelaku membunuh korban dengan sebilah pisau.

Pembunuhan berawal saat pelaku dan korban terlibat cekcok soal sampah, Senin (20/9/2021).

Cekcok mulut soal sampah tersebut membuat Husnan sakit hati. Pelaku yang sudah lama memendam rasa sakit hati karena dihina menjadi kalap.

Selasa (21/9/2021) pukul 00.00 Wita, Husnan menyiapkan sebilah pisau dan masuk ke rumah korban.

Saat korban tertidur lelap bersama suami, pelaku menghujamkan tubuh korban dengan 23 kali tusukan pisau sampi tewas.

Korban tewas dengan luka tusukan di bagian perut, dada, bagian tangan, dan paha korban.

Mendengar ada keributan, suami korban Masnun bangun dan langsung melakukan perlawanan.

"Suaminya juga terkena tusukan di bagian punggung sebanyak dua kali tusukan," kata Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi.

Karena panik, tersangka Husnan melarikan diri ke rumahnya, di sebelah rumah korban.

Suami korban kemudian meminta tolong kepada tetangga sehingga warga keluar menolongnya.

Tersangka kemudian ditangkap aparat kepolisian.

Husnan yang hidup membujang itu kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Pelaku dikira sudah meninggal

Keluarga korban, Aminah (54), mengaku tak menyangka dengan aksi sadis yang dilakukan Husnan. 

Ia selama ini mengira Husnan telah meninggal dunia karena jarang bergaul dan tak pernah terlihat tiap keluarga datang ke rumah korban. 

"Saya malah kira pembunuh saudara saya ini sudah lama mati karena dia tidak pernah kelihatan. Tahu-tahunya dia masih hidup dan bunuh iparnya sendiri dengan kejam," kata Aminah di rumah duka, Rabu (22/9/2021).

Aminah menuturkan, Husnan selama ini tinggal sendiri di rumah dan belum menikah. Kegiatannya sehari-hari adalah mengasah pisau jagal.

"Dia itu tukang asah pisau jagal yang tajam untuk potong sapi, belum menikah sampai sekarang, mosot (bujang lapuk)," tuturnya.

Aminah mengatakan, korban Fitriah selama ini dikenal sebagai orang yang sangat baik.

Sebagai pedagang nasi, korban dikenal sebagai pedagang nasi yang enak dan banyak pelanggan meski berjualan di rumahnya yang sederhana.

Sementara itu warga lain, Nurhasanah mengatakan, sepekan sebelum meninggal, korban sempat menyampaikan kegundahan tak mau meninggal dalam keadaan sakit dan menyusahkan orang lain.

"Iya dia katakan, kalau nanti meninggal tidak mau punya utang, karena tak ada yang tahu usia seseorang, itu dikatakannya dua pekan silam," kata Nurhasanah dengan mata yang sembab.

Bagi rekan sesama pedagang, Fitriah adalah orang yang baik hati dan suka menolong jika ada yang kesusahan. Kematiannya kali ini membuat semua sahabatnya terpukul.

Suami korban, Masnun (44), yang masih dirawat karena terluka juga mengatakan, malam menjelang tidur sebelum peristiwa nahas itu terjadi, korban berpesan agar dirinya menjaga anak terakhir mereka, Alfian.

"Satu-satunya anak laki-laki kami dan masih sekolah, almarhumah minta saya menjaganya dengan baik dan mengingatkan dia untuk rajin di rumah, dan itu pesan dia yang terakhir rupanya," kata Masnun.

Ia mengaku sedih kehilangan istri yang telah 20 tahun dinikahinya.

Apalagi kematian istrinya itu terjadi secara sadis di tangan kakak kandungnya sendiri.

Sementara itu, Anggi Aulia (22), putri ketiga korban mengaku sangat kehilangan ibunya tercinta.

Ia sempat berteriak histeris hingga pingsan ketika jenazah ibunya dibawa untuk dikafankan, Selasa (21/9/2021) sore.

Anggi masih tak habis pikir mengapa pamannya tega membunuh hanya karena persoalan sampah.

"Iya itu hanya karena sampah gelas plastik pop ice, dia tega membunuh ibu saya. Saya ada di luar waktu kejadian, di depan sini," kata Anggi menunjuk balai-balai yang berjarak hanya 3 meter dari tempat kejadian perkara.

Kini keluarga korban hanya berdoa dan berharap pelaku pembunuhan mendapatkan hukuman yang setimpal. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Husnan Minta Maaf pada Keluarga, Menyesal Telah Membunuh Fitriah Adik Iparnya

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved