Berita Terkini Nasional
Natalius Pigai Ancam Laporkan Tokoh Nasional, Ada 2 Jenderal
Natalius Pigai ancam laporkan sejumlah tokoh nasional atas dugaan tindakan rasisme.
Menurut Juniver Girsang, apabila gugatan perdata Luhut dikabulkan oleh pengadilan, kliennya akan menyumbangkan uang tersebut kepada masyarakat Papua.
Hal itu sekaligus bentuk penegasan Luhut bahwa semua tudingan yang menyebutkan ia memiliki blok tambang di Intan Jaya adalah fitnah.
"Pak Luhut menggugat perdata Rp100 miliar ini kalau dikabulkan oleh hakim akan disumbangkan kepada masyarakat Papua. Itu bentuk penegasan beliau dan ingin membuktikan apa yang dituduhkan itu tidak benar dan merupakan fitnah pencemaran baik," terang Juniver.
Hendropriyono
Seperti halnya Luhut dan Risma, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono juga belum memberi tanggapan terkait rencana pelaporan Pigai.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini memang terkenal vokal dengan kondisi di Papua terutama mengenai konflik berkaitan dengan KKB hingga OPM.
Bahkan ia mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto untuk membahas situasi Papua.
Dikabarkan Tribunnews.com, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal TNI (Purn) A. M. Hendropriyono berencana bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Kamis (5/9/2019), sore.
Hendropriyono menyampaikan, pertemuannya dengan Prabowo ingin menyampaikan rasa bangga karena telah memutuskan untuk mendukung langkah pemerintah kedepan.
"Nanti sore ketemu pak Prabowo sama-sama veteran. Pak Prabowo saya ingin ketemu karena saya sangat bangga dan senang beliau sudah bilang bahawa semua supaya berada di belakang pemerintah," kata Hendropriyono saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019).
Lebih lanjut, Hendropriyono mengatakan, pertemuan dengan Prabowo untuk membicarakan masalah Papua.
Menurut Hendropriyono, Prabowo punya cara-cara dalam mengjadapi gejolak di Papua saat ini.
"i dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah di Papua sekarang," ujar Hendropriyono.
"Jangan ada lagi kritik-kritik cek cok, itu kalau keadaan normal, ini lagi keadaan nggak normal. Semua harus bersatu padu," sambungnya.
Ia juga menyampaikan, kalau dirinya dulu pernah hampir mati untuk mempertahankan masa depan bangsa Indonesia.