Kesehatan
Halo Dokter, Apa Itu Emfisema dan Seperti Apa Gejalanya
Bagi Anda para perokok berat, perlu berhati-hati. Masalah kesehatan emfisema menjadi ancaman bagi Anda.
1. Merokok
Hingga kini dokter masih belum mengetahui persisnya bagaimana merokok dapat merusak lapisan kantung udara.
Hanya saja, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko perokok aktif terkena emfisema jauh lebih tinggi, sekitar enam kali dibandingkan pada perokok pasif.
Meski belum ada obat untuk emfisema, tetapi menghentikan kebiasan merokok dapat memperlambat kerusakan pada paru-paru.
2. Kekurangan AAT
Kekurangan AAT atau Alppa-1 antyitrypsin akan menyebabkan tubuh kesulitas melawan infeksi.
Padahal, fungsi utama AAT adalah menjaga sel darah putih agar tidak merusak jaringan normal.
Pada kondisi orang yang mengalami kekurangan AAT, sel darah putih normalnya akan merusak paru-paru.
Bahkan, tingkat kerusakannya jauh lebih parah pada perokok.
Sementara itu, perokok pasif juga dapat mengalami kerusakan paru-paru dari waktu ke waktu.
Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan orang yang terpapar asap rokok memiliki risiko yang tinggi terkena emfisema.
Cara diagnosis emfisema
Dilansir dari Healthline, ada beberapa cara mendiagnosi emfisema, antara lain:
1. Tes pencitraan, seperti sinar-X dan CT scan, untuk melihat kondisi paru-paru.
2. Tes darah, untuk menentukan seberapa baik paru-paru mentransfer oksigen.
3. Oksimetri nadi, untuk mengukur kandungan oksigen dalam darah.
4. Tes fungsi paru-paru, yang mengukur seberapa banyak udara yang dapat dihirup dan dikeluarkan paru-paru dan seberapa baik paru-paru mengirimkan oksigen ke dalam aliran darah.
5. Tes gas darah arteri, untuk mengukur jumlah darah dan karbon dioksida dalam darah.
6. Elektrokardiogram (EKG), untuk memeriksa fungsi jantung dan menyingkirkan penyakit jantung.
Perawatan emfisema
Meski tergolong penyakit kronis, masalah kesehatan ini tergolong bisa dicegah dan diobati.
Dalam mendukung perawatan emfisema, salah satunya dengan menghentikan kebiasaan merokok dan menghirup asap rokok orang lain.
Selain itu, bisa juga rutin mengenakan masker untuk melindungi paru-paru saat berada di luar rumah.
Umumnya para dokter dan ahli kesehatan akan memberikan beberapa obat, terapi, hingga operasi guna mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan penyakit emfisema.
Obat-obatan yang bisa digunakan untuk menangani emfisema berupa:
1. Bronkodilator, untuk membantu saluran udara terbuka, mempermudah bernapas serta meredakan batuk dan sesak napas.
2. Steroid, untuk meredakan sesak napas.
3. Antibiotik untuk melawan infeksi yang dapat memperburuk kondisi.
Namun emfisema juga bisa diatasi dengan terapi paru atau olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, tai chi, serta latihan pernapasan
Sebab, kegiatan tersebut dapat mengutakan otot pernapasan dan meredakan gejala.
Terapi oksigen juga diketahui dapat membantu mempermudah pernapasan.
Sementara operasi atau pembedahan dilakukan untuk mengangkat bagian kecil dari paru-paru yang rusak.
Selain itu, emfisema kronis dapat ditangani dengan transplantasi paru-paru untuk menggantikan paru-paru yang mengalami kelainan. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )