Kesehatan
Halo Dokter, Apa Itu Asfiksia dan Penyebabnya
Berikut halo dokter, simak penjelasan Apa Itu Asfiksia. Secara umum asfiksia merupakan kondisi dimana tubuh tak mendapatkan kadar oksigen yang cukup.
f. Kejang
Kejang juga dapat menyebabkan asfiksia.
Kejang epilepsi misalnya, kondisi ini menyebabkan pernapasan terhenti lalu menurunkan kadar oksigen yang ada di dalam tubuh.
Bahkan kejang epilepsi ini bisa berakibat fatal dan menyababkan kematian.
Selain itu selama epilepsi terjadi, tubuh bergerak sedemikian rupa sehingga pernapasan akan terhalangi.
f. Penyakit atau cedera
Gagal jantung, patah leher, bahkan alergi juga bisa menyebabkan saluran udara membengkak dan tertutup hingga menyebabkan seseorang mengalami asfiksi.
2. Asfiksi kimiawi
Jenis asfiksi kimiawi ini merupakan kondisi kurangnya oksigen yang disebabkan karena bahan kimia, misalnya:
a. Karbon monoksida
Senyawa ini merupakan gas yang tak berwarna dan tak berbau.
Umumnya berasal dari pembakaran beragam jenis bahan bakar.
b. Sianida
Keracunan sianida juga berpotensi menyebabkan asfiksi.
Sianida ini bisa ditemukan pada asap kebakaran, kontak dengan bahan kimia tertentu, hingga pekerjaan di industri pertambangan.
c. Hidrogen sulfida
Gas ini memiliki bau seperti telur busuk. Biasanya berasal dari limbah, pupuk cair, sumber air panas belerang, dan gas alam.
Jika gas ini dihirup terlalu banyak, hal tersebut akan menghalangi oksigen masuk menuju paru-paru.
Gejala asfiksia
Melansir dari Healthline, gejala asfiksi dapat ditandai dengan beberapa tanda berikut ini.
1. Kulit pucat atau kebiruan.
2. Mengalami kesulitan bernapas.
3. Lambatnya detak jantung.
4. Otot terasa melemah.
5. Suara serak.
6. Sakit tenggorokan.
7. Mengalami gangguan pendengaran.
8. Kesadaran mulai menurun.
Faktor risiko
Kondisi asfiksia akan semakin tinggi dan rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki beberapa faktor di bawah ini:
1. Punya penyakit asma dan alergi tertentu.
2. Memiliki gangguan pernapasan.
3. Mengalami kesulitan menelan.
Pengobatan asfiksia
Dalam melakukan pengobatan asfiksia, hal tersebut bergantung pada penyebabnya.
Namun secara umum, pengobatannya dapat dilakukan melalui:
1. Resusitasi Kardiopulmer (CPR)
CPR merupakan alternatif cara yang bertujuan untuk membantu darah dan oksigen bergerak ke seluruh tubuh saat seseorang pingsan akibat sesak napas atau karena jantungnya berhenti berdetak.
Metode ini dapat digunakan sebagai pengganti sementara kerja jantung dan paru-paru dalam menggerakkan darah dan oksigen ke seluruh tubuh.
2. Terapi oksigen
Terapi oksigen juga bisa menjadi cara pengobatan asfiksia.
Dalam praktiknya, seseorang akan mengenakan masker di hidung dan mulutnya atau hanya menggunakan selang di hidungnya untuk mengalirkan oksigen.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Kanker Paru-paru Penyebab Kematian
Oksigen yang digunakan dalam terapi ini diketahui berasal dari tabung silinder yang dianggap lebih murni dari oksigen bebas yang biasa dihirup di lingkungan. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )