Wawancara Eksklusif
Fenomena 'Manusia Silver' di Bandar Lampung, Kerap Kucing-kucingan dengan Pol PP
Kehadiran "manusia silver" semakin marak di Kota Bandar Lampung. Mereka beraksi di persimpangan-persimbangan jalan yang memiliki rambu lalu lintas
Dimana dalam satu jaringan kecilnya, terdapat minimal tiga aktor terlibat.
Pertama, adalah dia yang menjadi bos atau koordinator yang termasuk pula menyediakan alat dan bahan untuk para manusia silver mewarnai tubuhnya.
Kedua, pengawas lapangan, yang bertugas mengawasi aktivitas manusia silver di persimpangan jalan.
Dan yang terakhir ialah mausia silver itu sendiri. Poinnya, anak sebagai manusia silver dianggap lebih menghadirkan penghasilan yang besar ketimbang orang dewasa.
Hal tersebut disebabkan oleh daya kasihan pengguna jalan yang lebih besar saat dimintai oleh mereka yang masih berusia anak.
Saat ini, Pol PP barulah bisa mengungkap jaringan manusia silver hanya sampai pada struktur pengawas lapangan.
Terkait base camp mereka juga kerap berpindah.
Sehingga sangat sulit untuk mencari jejak mereka. Kadang mereka melakukan pengecatan badan di rumah kosong, kadang di tempat sepi, hal itu sesuai dengan kondisi yang mereka alami saat itu juga.
Mengapa banyak anak tertarik menjadi manusia silver?
Utamanya karena faktor ekonomi.
Manusia silver dengan pelakunya anak bisa mendapatkan uang yang besar dalam waktu singkat, bahkan ada yang sampai ratusan ribu rupiah dalam waktu beberapa jam saja.
Mereka yang mau menjadi manusia silver, informasi lanjutannya, mereka diharuskan membayar dengan nominal tertentu sebagai biaya pembelian cat.
Namun meski harus membayar, penghasilan mereka tetap lebih besar.
Apa yang harus dilakukan agar fenomena itu terputus?
Salah satunya dengan partisipasi masyarakat sebagai makhluk sosial untuk secara tepat sasaran dalam menaruh rasa iba.