Berita Terkini Nasional
Ketua DPRD Kaget Kakinya Disambar Buaya, Ternyata Ada 5 Buaya di Selokan
Hendak cuci tangan di selokan, Ketua DPRD Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Iskandar, kaget tiba-tiba diserang buaya
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Hendak cuci tangan di selokan, Ketua DPRD Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Iskandar, kaget tiba-tiba buaya muncul dan menyerangnya.
Buaya 2 meter mendadak muncul dan menggigit kaki kiri Ketua DPRD Bangka, Iskandar.
Iskandar selamat dari serangan buaya yang terjadi pada Senin (1/11/2021), tersebut.
Iskandar menjelaskan, serangan itu berawal saat dirinya hendak mencuci tangan di selokan air yang berada di kebun sawit miliknya di Merawang, Babel.
Lokasi kejadiannya berada di bandar sekitar kebunnya di Desa Air Anyir, Merawang, Bangka.
Tiba-tiba, seekor buaya sepanjang 2 meter muncul dan langsung menyerang hingga berhasil menggigit kaki kirinya.
Baca juga: Viral Sultan Pontianak Pilih Istri Siri Jadi Ratu, Istri Sah Diseret Keluar Istana
"Buaya berhasil menggigit kaki kiri, tetapi tidak terlalu parah. Kejadiannya saat saya hendak mencuci tangan di selokan air setelah selesai menebar pupuk kelapa sawit," ujar Iskandar.
Gigitan buaya berhasil lepas setelah Iskandar mengibaskan kakinya.
Iskandar kemudian berteriak meminta tolong dan didengar warga sekitar.
Iskandar kemudian dibawa ke Rumah Sakit Depati Bahrin Sungailiat untuk menjalani perawatan.
Dia tidak menyangka di selokan tersebut terdapat buaya.
Padahal, Iskandar sering mencuci tangan atau kaki di lokasi tersebut setelah bekerja di kebun.
Baca juga: Pengakuan Mahasiswi Disewa Rp 11 Juta: Ada Polisi dari Jakarta Minta Diservis
"Saya sudah mengundang pawang buaya untuk melakukan penangkapan sore ini dan diperkirakan buaya di selokan itu lebih dari satu ekor," ujarnya.
Iskandar pun sempat syok dan berteriak meminta pertolongan warga setempat.
"Alhamdulillah enggak kenapa-kenapa, enggak parah, cuma luka lecet aja di kaki sebelah kiri. Itupun enggak sampai dijahit," jelasnya.
Setelah itu, si Ketua DPRD ini pun langsung segera menerima pertolongan pertama oleh dokter di RSUD Depati Bahrin.
Kini kondisi betis sebelah kirinya sedang dalam keadaan diperban agar lukanya cepat mengering.
Setelah kejadian itu, Iskandar meminta bantuan pawang untuk menangkap buaya tersebut.
Dari sana lah terungkap banyaknya buaya yang bersarang atau berkumpul di bandar tersebut.
"Tadi kata pawangnya, ternyata di situ ada 5 buaya yang tadi siang sedang berkumpul. Sore jam 5 nanti, buaya-buaya tersebut akan ditangkap," tuturnya.
Iskandar mengaku tidak akan datang dalam proses penangkapan tersebut.
"Kata pawangnya saya enggak boleh datang ke situ sampai buayanya ketangkap. Katanya supaya antisipasi aja, biar enggak pamali," ujarnya.
Dia pun mengimbau agar masyarakat lebih waspada dan hati-hati.
Terutama saat beraktivitas di daerah yang diduga menjadi habitat buaya.
"Biasanya kan bulan November ini merupakan masanya buaya untuk mengumpulkan makanan. Setelah itu, bulan Desember barulah masa perkembangbiakan sehingga membuat mereka menjadi lebih agresif," pungkasnya.
Sementara itu, Rudi (46) yang merupakan adik kandung Iskandar, mengatakan buaya di lokasi tersebut memang kerap kali menampakkan diri.
"Kalau kata orang-orang sekitar sini, buaya tersebut memang sering muncul dan mengganggu orang yang sedang mancing," ucap Rudi.
Buaya-buaya di sana juga beberapa kali hendak mengincar dan mengejar orang yang melintas.
Menurut dia, buaya yang jumlahnya diperkirakan lebih dari satu ekor tersebut harus ditangkap agar tidak mengganggu dan meresahkan warga sekitar.
Ditangkap sampai dapat
Pawang buaya asal Desa Balun Ijuk, Agus (50) pun langsung turun ke lokasi kejadian untuk menangkap buaya tersebut.
Upaya penangkapan sudah dilakukan dengan cara dipancing menggunakan umpan ayam potong.
"Dari jam 5 sore sampai jam 10 malam kami ke lokasi buat mancing buaya tersebut," kata Agus kepada Bangkapos.com.
Meskipun belum membuahkan hasil, ia menjelaskan buaya tersebut sempat beberapa kali menampakkan diri.
"Informasi awalnya ada yang bilang ada 5 buaya. Tetapi yang terpantau saya kemarin yang muncul ada 2," jelas pria paruh baya tersebut.
Pantauan Bangkapos.com di lokasi, upaya penangkapan dilakukan dengan menggunakan umpan bebek hidup sebanyak 4 ekor.
Agus menjelaskan, penangkapan buaya memang lebih efektif dilakukan pada malam hari.
Pasalnya saat tersebut adalah jam-jam laparnya buaya.
"Airnya juga enggak dalam, paling hanya sedalam 1 meteran saja. Kemungkinan buaya ini berasal dari Sungai Baturusa dan menyusur hingga ke sini," ungkap lelaki yang sudah menangkap banyak buaya tersebut.
Agus menuturkan penangkapan buaya ini akan terus dilakukan sampai berhasil ditangkap.
Ia juga dibantu warga setempat.
"Harus kita tangkap, soalnya sudah menyerang orang," pungkasnya.
Disambar buaya saat cuci kaki
Jasad pemuda yang dimangsa buaya di Sungai Tenggulang, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan pada Sabtu (2/10/2021) sore hingga kini belum ditemukan.
Warga bersama anggota TNI dan Polisi beramai-ramai mencari buaya dan pria bernama Hermansyah (31) yang hilang setelah diterkam buaya.
Hingga kini, petugas gabungan dan warga belum menemukan jejak buaya dan juga korban Hermansyah yang dimangsa buaya.
Peristiwa hilangnya warga diterkam buaya berawal saat Hermansyah dan Mulyadi mencari daun nipah di sungai dengan menaiki perahu.
Hermansyah kemudian bermaksud mencuci kakinya di sungai.
Baca juga: Suami Dimangsa Buaya saat Mandi, Istri Langsung Terjun ke Sungai
Baca juga: Warga Ketakutan Lihat Penampakan 3 Buaya di Sungai Citanduy Pangandaran
Saat sedang mencuci kaki itulah tiba-tiba tubuhnya disabet ekor buaya yang muncul dari dalam air.
Begitu terkena sabetan ekor buaya, tubuh Hermansyah langsung terpental ke dalam air dan disambut terkaman buaya.
Mulyadi mengaku saat itu kejadiannya begitu cepat dan keadaan panik.
"Dia sedang mencuci kaki, tiba-tiba disambar buaya dan diseret menjauh dari perahu," ungkapnya.
Gagal menyelamatkan temannya, Mulyadi kembali ke kampung untuk memberi tahu warga.
Hermansyah adalah warga Desa Pinang Banjar, Kecamatan Sungai Lilin, yang hilang di sekitar Sungai Tenggulang, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Sabtu (2/10/2021).
Hermansyah diterkam buaya sekira pukul 15.00 WIB.
Korban menghilang ketika sedang mengambil daun nipah untuk atap rumah.
Kepala Desa Pinang Banjar Aman Mahmud mengatakan, pihaknya sedang mencari satu warganya yang diduga hilang tersebut.
"Memang benar ada warga kita yang diduga hilang akibat diterkam buaya. Sekarang kami bersama warga sedang menuju ke lokasi untuk membantu mencari korban," ujarnya.
Mahmud menambahkan, kejadian bermula ketika korban Hermansyah bersama temannya bernama Mulyadi mencari daun nipah menggunakan ketek (perahul kecil).
Namun, setelah daun nipah penuh korban pun mencuci kaki ke sungai.
"Saat itulah tiba-tiba saja sebatan ekor buaya mengenai tubuh Hermansyah dan langsung terjatuh sehingga langsung diterkam oleh buaya," jelasnya.
Mulyadi yang juga berada dalam satu ketek dengan korban tidak bisa berbuat banyak untuk membantu korban.
Usai kejadian Mulyadi mengaku langsung pulang dan memberi tahu kejadian tersebut kepada warga.
"Kami sekarang mau melihat ke lokasi untuk mencari keberadaan korban, mudah-mudahan segera ketemu. Sudah ada Polairut dan TNI juga sekitar 20 orang yang ikut mencari," ungkapnya.
Mulyadi mengaku saat itu kejadiannya begitu cepat dan dalam keadaan panik.
"Dia (Hermansyah) sedang mencuci kaki, tiba-tiba disambar buaya dan diseret menjauh dari perahu. Langsung saya kejar sampai ke rebak (rawa-rawa) namun tidak berhasil saya tangkap," ungkapnya.
Dirinya pun sempat melihat tubuh Hermansyah tenggelam timbul dari radius tak jauh dari sisi perahu mereka.
Dengan bernyali Mul pun membawa perahu mengitari sungai untuk memastikan Hermasyah selamat.
"Saya bolak balik ke rebak, namun tidak menemukan korban. Jadi saya pulang dan melapor ke kades maupun warga," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di bangka.tribunnews.com