Pesawaran
Detik-detik Balita Meninggal Tenggelam di Kolam Ikan, Sempat Ikuti Kakeknya
Detik-detik balita meninggal tenggelam di kolam ikan, sempat ikuti kakeknya yang akan mengangkat jemuran.
Penulis: Bambang Irawan | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PESAWARAN - Detik-detik balita meninggal tenggelam di kolam ikan, sempat ikuti kakeknya yang akan mengangkat jemuran.
Sungguh malang bayi bawah lima tahun (balita) di Pesawaran Lampung.
Balita usia dua tahun ini meninggal setelah tenggelam di kolam ikan belakang rumahnya sendiri.
Balita tersebut berinisial FZR, warga Dusun Way Linti Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
Kapolsek Gedongtataan Kompol Hapran mengungkapkan, bila FZR tidak diketahui tenggelam di kolam ikan oleh orang tuanya.
Baca juga: Balita di Pesawaran Lampung Tewas Tenggelam di Kolam Ikan Belakang Rumah
Sebab, FZR ketika itu tanpa disadari mengikuti kakeknya, Jahidi (52) ingin mengangkat jemuran di belakang rumah karena hujan.
FZR ternyata mengikuti kakeknya tersebut ke belakang rumah.
Kemudian setelah itu kakeknya masuk ke rumah.
Namun korban FZR tidak ikut masuk ke rumah.
Setelah beberapa saat, ibu korban Hesti (30) dan Jahidi mencarinya di belakang rumah.
Baca juga: Ibu Teriak Minta Tolong Ditikam Anak Kandung Berulang Kali
Ironisnya korban telah ditemukan mengambang dengan posisi telentang di kolam ikan belakang rumah.
Kakek korban, Jahidi sontak berteriak dan datang tetangganya, Agus.
Lantas membawa korban ke tenaga medis terdekat dengan harapan mendapat pertolongan.
Namun, korban telah meninggal dunia.
"Peristiwa ini terjadi Sabtu, 13 Novemeber 2021 kemarin sekira pukul 13.00 WIB," kata Hapran mewakili Kapolres Pesawaran AKBP Vero Aria Radmantyo, Minggu, 14 November 2021.
Atas kejadian itu, petugas mendatangi tempat kejadian perkara.
Pihak keluargan menolak dilakukan autopsi dan menyadari persitiwa tersebut sebagai musibah.
Selanjutnya jenazah korban dikebumikan di tempat pemakaman umum setempat.
Balita Menangis di Samping Jasad Neneknya
Kasus lain, seorang balita menangis di samping jenazah neneknya selama empat hari di sebuah rumah di Kelapa Gading, Jakarta Utara dan hidup sebatang kara kini dibawa tantenya.
Balita berinisial J ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan sedang menangis, sendirian, kelaparan dan ketakutan.
Setelah sang nenek meninggal dunia, bocah J diketahui tak lagi memiliki keluarga karena ibunya sudah meninggal satu bulan sebelumnya.
Ayah bocah J yang merupakan WNA asal Belanda juga diketahui sudah meninggal dunia.
Selama ini, J hanya tinggal berdua dengan neneknya OT (64) di Jalan Gambir Anom 2, RT 06 RW 06 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Nenek sang balita itu sebenarnya sudah meninggal dunia sejak Selasa (26/9/2021).
Karena dikira sang nenek tertidur, bocah tersebut menemani jasad neneknya sambil menangis berusaha membangunkannya.
Hingga akhirnya, polisi pun menemukan sang bocah dan jasad neneknya, pada Kamis (30/9/2021).
Saat ditemukan polisi, bocah tersebut tampak kurus kering dengan rambut panjang sebahu.
Hal itu lantaran selama 4 hari menemani jasad sang nenek, bocah 3 tahun itu rela kelaparan dan tak makan.
Tak hanya itu, balita tersebut dalam kondisi tanpa busana.
Bocah 3 tahun tidak mandi berhari-hari sehingga tubuhnya dipenuhi kotoran berbau tak sedap.
"Cucunya dalam keadaan telanjang, dan sudah kami evakuasi ke puskesmas untuk menerima perawatan," papar Kapolsek Kelapa Gading AKP Rio Mikael Tobing di lokasi, Kamis (30/9/2021).
Melihat kondisi sang bocah, warga sekitar sempat kaget.
Ketua RT tak percaya melihat kondisi cucu korban masih dalam keadaan hidup meski kondisinya memprihatinkan.
Ia mengira si cucu sudah tak bernyawa juga, namun dugaannya salah.
"Saya pikir cucunya meninggal karena kan enggak makan tiga hari ternyata masih hidup," kata Tika, selaku Ketua RT di lokasi.
Kronologi Penemuan Jasad Nenek
Pada awalnya, Tika sang Ketua RT dan beberapa warga lainnya mencium bau menyengat dari arah rumah korban.
Bahkan, bau tidak sedap itu menyeruak sampai puluhan meter dari rumah OT.
"Baunya nyengat banget. Akhirnya saya samperin satpam, saya laporin pak RW, tetangga saya (OT) beberapa hari enggak keluar," ucap Tika.
Curiga, Tika pun melapor ke pengurus RW setempat yang kemudian diteruskan ke Polsek Kelapa Gading.
"Kami terima laporan dari masyarakat bahwa di Jalan Gambir Anom ada mencium bau tidak sedap," ucap Kapolsek Kelapa Gading AKP Rio Mikael Tobing di lokasi, Kamis (30/9/2021).
Setelah itu, personel pelayanan SPK dan anggota Reskrim mendatangi tempat kejadian perkara.
Polisi sempat memanggil nama yang bersangkutan, namun tak ada sahutan.
Alhasil, polisi langsung mendobrak rumah OT dan menemukan jenazah wanita itu sudah membengkak di atas kasur.
"Ketika kami dobrak, kami menemukan pemilik rumah keadaan tidak bernyawa," kata Rio.
"Pas (polisi) masuk, ternyata jenazahnya udah biru, udah bau busuk," tambah Tika, Ketua RT.
Tak jauh dari jenazah OT, polisi juga mendapati cucu korban.
Cucu korban yang masih hidup namun dalam keadaan memprihatinkan itu pun langsung dibawa ke puskesmas terdekat.
Setelahnya, polisi mengevakuasi jenazah sang nenek ke RSCM untuk dilakukan penanganan lanjutan.
Jenazah OT juga sudah dites Covid-19 dan saat ini hasilnya masih ditunggu.
Nasib Pilu Sang bocah
Setelah sang nenek meninggal dunia, bocah laki-laki itu mengalami nasib pilu.
J sebelumnya ditinggal kabur ayahnya yang merupakan warga negara Belanda hingga akhirnya dirawat oleh ibu dan neneknya.
Sejak bayi hingga berusia 3 tahun, balita J tinggal bertiga dengan sang ibu dan neneknya OT di rumah itu.
Namun, kini sang nenek sudah meninggal dunia menyusul kepergian ibunda sang balita yang wafat sebulan yang lalu.
Ibunya yang berusia 35 tahun meninggal setelah menderita sakit pada Agustus lalu.
"Ibunya (J) baru meninggal bulan Agustus, sama kayak (nenek J) begitu juga, terbujur kaku," cerita Tika, Ketua RT setempat saat ditemui di lokasi, Kamis (30/9/2021).
Dan sang nenek, OJ (64) meninggal beberapa hari lalu, juga meninggal dunia dengan riwayat penyakit TBC.
Namun menurut informasi terbaru, kalau ayah sang bocah itu juga sudah meninggal dunia di Belanda.
Alhasil, kini J benar-benar hidup sebatangkara, tanpa orangtua dan tanpa nenek.
"Cucunya itu sudah yatim piatu. Orangtuanya merupakan WNA asal Belanda dan ibunya anak dari korban itu sudah meninggal dunia," tutur AKP Rio.
J Akan Dirawat Tante
Terkini, J sudah dijemput pihak keluarga di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis (29/9/2021) malam.
Tante dari J, Flora, bersama suami datang menjemput J di Puskesmas Kelapa Gading.
Flora mengatakan selanjutnya J akan dibawa untuk tinggal dan dirawat di rumahnya di bilangan Pamulang, Tangerang Selatan.
Ia mengaku sangat bersyukur bisa menemukan dan menjemput J.
"Saya sebagai wakil dari keluarga sangat bersyukur karena bisa menyelesaikan keadaan ini dengan sangat baik. Saya adalah tantenya," kata Flora di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, Kamis (30/9/2021) malam.
Flora mengatakan dirinya yang akan merawat sendiri keponakannya itu di rumahnya di daerah Pamulang, Tangerang Selatan.
Flora mengaku kaget setelah mengetahuan kejadian meninggalnya nenek OJ dan kondisi J. Ia bersama suami lantas langsung datang ke puskesmas.
Dirinya juga sempat mengajak ngobrol keponakannya itu sebelum menggendong J menuju ke mobil dan membawanya pulang.
"Rencananya akan saya rawat sendiri di rumah saya di daerah Pamulang. Dia memang sudah dari kecil sama neneknya," kata Flora.
"Orangtua dari anak ini tidak ada, jadi terpaksa harus saya yang rawat. Kondisinya sehat-sehat saja sampai saat ini," sambungnya. ( Tribunlampung.co.id / R Didik Budiawan C / Bambang Irawan )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/balita-meninggal-tenggelam-di-kolam-ikan.jpg)