Tanggamus
PKK Tanggamus Latih Kader Posyandu Buat Makanan Cegah Stunting
Menurut Ketua PKK Tanggamus Sri Nilawati Syafi'i, pihaknya adakan pelatihan bagi kader posyandu agar nantinya disebarkan ke ibu yang miliki balita.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - Tim Penggerak PKK Tanggamus minta kader posyandu sebarkan keterampilan membuat makanan bayi cegah stunting.
Menurut Ketua PKK Tanggamus Sri Nilawati Syafi'i, pihaknya adakan pelatihan bagi kader posyandu agar nantinya disebarkan ke ibu yang miliki balita.
"Kegiatan pelatihan diikuti kader posyandu dari 13 pekon dari tujuh Kecamatan Gisting, Semaka, Wonosobo, Pugung, Kota Agung Timur, Pulau Panggung, Gunung Alip," kata Sri, Sabtu (11/12/2021).
Ia menambahkan, stunting atau sering disebut kondisi gagal tumbuh anak.
Baca juga: Rembug Stunting di Abung Agung Lampung Utara, Tiga Desa Tercatat Stunting
Hal itu akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan.
"Pertumbuhan 1.000 hari pertama bayi sangat penting dari mulai janin hingga anak berusia dua tahun," kata Sri.
Untuk itu harapannya kader posyandu memahami perannya dalam penanggulangan stunting.
Kader bisa melatih ibu-ibu agar berikan makanan tambahan bagi bayi di luar air susu ibu.
Makanan tambahan itu harus sesuai dengan standar yang diharapkan, serta dapat dipraktekkan di posyandu masing-masing.
Lalu ibu-ibu yang miliki balita memahami dan dapat diaplikasikan di rumah masing-masing. Makanan balita harus memenuhi unsur gizi seimbang.
Dalam satu porsi makan, setengah piring di isi oleh sayur dan buah, sementara setengahnya lagi di isi dengan sumber protein (nabati atau hewani) dengan porsi yang lebih banyak dibandingkan karbohidrat.
Dan dengan kondisi fisik bayi maka semuanya dibuat lembut agar bisa dikonsumsi bayi. Harapannya itu jadi kebiasaan sehingga bermanfaat bagi pertumbuhan bayi dan turunkan kasus stunting di Tanggamus.
Di kabupaten ini memang ditetapkan sebagai daerah lokus stunting pada tahun 2019, yang tersebar di delapan kecamatan di dalamnya ada 10 pekon.
Kemudian tahun 2020 menjadi 33 pekon tersebar di sembilan kecamatan, dan tahun 2021 tersebar di sembilan kecamatan turun jadi 26 pekon. Harapannya tiap tahun lokus stunting di Tanggamus terus turun.
Pengentasan kasus stunting bukan hanya tugas pemerintah tapi juga keluarga dan ibu yang miliki bayi. Terlebih manfaat langsung dirasakan oleh keluarganya, bayi tumbuh normal dan sehat.