Muktamar NU
Muktamar NU, Gus Yahya Akui Naik Privat Jet ke Lampung, Pemilik Pesawat Pribadi Terungkap
Gus Yahya secara terbuka mengakui orang yang terlihat dalam foto itu memang dirinya, dan ia memang naik privat jet dari Jakarta ke Lampung.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Sedang ramai di media sosial foto calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya baru turun dari privat jet atau pesawat pribadi ketika tiba di Bandar Lampung pada Senin (20/12/2021).
Saat konferensi pers di Hotel Novotel Bandar Lampung, Selasa (21/12/2021), Gus Yahya secara terbuka mengakui orang yang terlihat dalam foto itu memang dirinya, dan ia memang naik privat jet dari Jakarta ke Lampung.
“Itu karena disibukkan oleh banyak urusan sehingga kami telat mengurus tiket dan tidak dapat tiket penerbangan reguler ke Lampung pada hari itu,” ujar Gus Yahya yang dalam konferensi pers itu didampingi Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Padahal, ujar Gus Yahya, ia mendapat kabar bahwa peserta sudah berdatangan di Lampung pada hari Senin itu, dan “Saya harus ketemu mereka,” katanya.
Kemudian, dengan kondisi kepepet seperti itu, ada yang mau meminjamkan pesawatnya untuk dipakai terbang ke Lampung. “Ada yang mau minjemin, masa’ ditolak,” paparnya.
Siapa pemilik pesawat pribadi itu? Informasi yang beredar di berbagai media, privat jet itu milik Ketua PBNU bidang Ekonomi yaitu Umarsyah, yang juga Ketua Tim Swasembada Nasional Jagung PBNU.
Umarsah mengkonfirmasi dirinya pemilik pesawat tersebut.
"Ya, itu (pesawat jet) punyaku," kata Umarsyah seperti dikutip dari kabar24.bisnis.com.
Wakil Rais Aam
Dalam konferensi pers tersebut, Gus Yahya menyatakan sudah menawarkan jabatan Wakil Rais Aam kepada calon Ketua Umum PBNU lainnya, Said Aqil Siradj.
Namun, menurut Gus Yahya, Kiai Said Aqil belum bersedia menerima tawaran tersebut.
Gus Yahya mengatakan, tawaran tersebut disampaikan ke Kiai Said Aqil sebagai upaya musyawarah untuk bermufakat.
“Tradisi NU adalah musyawarah mufakat. Kecuali tidak tercapai mufakat, barulah kita melakukan pemungutan suara,” jelasnya.
Mengapa yang ditawarkan jabatan Wakil Rais Aam, bukan Rais Aam?
Gus Yahya menjelaskan, penentuan Rais Aam bukan kewenangannya bahkan pun jika dirinya terpilih jadi ketua umum tanfidziyah.