Kisah di Balik Muktamar NU di Lampung, Tarik Menarik Jadwal, Privat Jet, hingga Deklarasi Gus Yahya
Gus Yahya ditemani sejumlah pentolan NU seperti Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul dan juga Habib Hilal dan Ulil Absar Abdallah.
Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
Keseruan lain muncul dua hari menjelang pelaksanaan muktamar, yakni 20 Desember. Gus Yahya lebih dulu tiba di Lampung dan kedatangannya sempat viral karena tertangkap kamera baru turun dari privat jet atau pesawat pribadi.
Isu ini sempat bergulir namun kemudian reda setelah Gus Yahya memberikan klarifikasi bahwa timnya telat mengurus tiket sehingga tidak bisa ikut dalam penerbangan reguler, dan akhirnya menggunakan privat jet. Pemilik pesawat itu adalah salah satu pengurus PBNU.
Ke mana Gus Yahya berlabuh? Dia ternyata tidak menuju hotel, tetapi ke kediaman sahabatnya, Thomas Azis Riska, di Bukit Mas.
Di lokasi tersebut banyak terdapat kamar cottage dan villa yang kemudian dijadikan posko untuk tim Gus Yahya selama muktamar.
Gus Yahya ditemani sejumlah pentolan NU seperti Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul dan juga Habib Hilal dan Ulil Absar Abdallah. Mereka pun bersantap malam di Bukit Mas dan menikmati suguhan durian.
Said Aqil juga sudah tiba di Lampung pada hari yang sama. Hanya saja, wartawan Tribun kesulitan untuk mengakses keberadaan Said Aqil. Pada Senin malam diperoleh informasi bahwa Said Aqil berada di Lampung Tengah.
Said Aqil bersama sejumlah tokoh NU berada di kediaman KH Muhsin Abdillah, Rais Syuriah PWNU Lampung, yang juga pengasuh pesantren Darussa’adah Lampung Tengah.
Komunikasi media yang dilakukan tim Gus Yahya memang lebih intens ketimbang tim Said Aqil. Wartawan lebih mudah mengakses ke Gus Yahya maupun orang dekatnya seperti Gus Ipul, ketimbang ke Said Aqil atau orang terdekatnya. Yang kerap memberi pernyataan dari kubu Said Aqil adalah pengurus PCNU yang mendukungnya.
Pada 21 Desember, sehari menjelang pembukaan muktamar, Said Aqil dan Gus Yahya sama-sama menggelar konferensi pers.
Waktunya pun hanya berselang satu jam. Said Aqil pukul 13.00 WIB di Universitas Malahayati sedangkan Gus Yahya pukul 14.00 di Hotel Novotel.
Hanya saja, undangan dari Gus Yahya sudah menyebar sejak jam 09.00 pagi, sedangkan undangan dari Said Aqil lebih telat.
Yang datang ke lokasi konferensi pers Gus Yahya lebih banyak dari kalangan pemimpin redaksi dan wartawan media di Lampung serta wartawan media nasional.
Pada 21 Desember malam hari, Gus Yahya kembali mengadakan pertemuan dengan seluruh pengurus PCNU dan PWNU pendukungnya di Graha Wangsa.
Di situ kemudian muncul klaim bahwa sebanyak 447 pengurus PCNU dan PWNU se-Indonesia yang memiliki hak pilih mendeklarasikan dukungan untuk Gus Yahya.
Pada 23 Desember, beberapa jam sebelum pemilihan, Gus Yahya bahkan masih sempat menggelar konferensi pers lagi.
Akibatnya, lebih banyak pemberitaan media dari sisi Gus Yahya ketimbang pemberitaan dari sisi Said Aqil.(*)