Bandar Lampun
Kisah Pembuat Lilin Imlek di Lampung, Marto 30 Tahun Buat Lilin untuk Vihara Thay Hin Bio
Siapa sangka, lilin-lilin tersebut ternyata dibuat sejumlah umat muslim yang bekerja di vihara. Marto, salah satu yang membuat lilin-lilin Imlek ini.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Marto kemudian menceritakan, pembuatan lilin telah dilakukan sejak lama dan itu dilakukan jauh hari sebelum perayaan Imlek.
Jumlah lilin yang dibuat setiap tahunnya mencapai ratusan.
Ukurannya pun beragam, ada yang mencapai dua meter.
"Untuk merayakan Imlek, bisa sampai ratusan pasang lilin yang diperlukan, terdiri dari lilin berukuran sedang, besar, dan sangat besar," katanya.
Sebagai pembuat lilin, hari-harinya Marto diisi dengan aktivitas membuat lilin tersebut.
Hal itu dilakukan agar ketersediaan lilin untuk perayaan maupun upacara peribadahan bisa tetap tersedia di vihara.
"Karena bukan cuma lilin Imlek saja, ada juga hari raya lain yang memerlukan lilin," ucap dia.
Untuk satu lilin berukuran besar, kata Marto, membutuhkan waktu tiga hari pengerjaan.
Awalnya, bahan dasar lilin atau yang biasa disebut lilin mentah dikemas kemudian dicairkan.
Selanjutnya bahan yang sudah cair itu diberi warna merah, sebagaimana kekhasan Hari Raya Imlek.
"Nah habis itu dimasukan ke cetakan, di situ juga dipasang sumbunya. Karena ada cetakan khususnya. Proses pengeringannya yang perlu waktu lama," jelas dia.
Setelah lilin dikeringkan, proses berikutnya ialah memasang plastik sebagai sarana penulisan huruf Mandarin dan simbol-simbol lainnya.
Huruf-huruf itu berisi doa dari pihak vihara maupun dari para umat Budha, warga Tionghoa, dan donatur yang memesan lilin untuk peribadahan.
Lilin ini akan dinyalakan saat malam Imlek. Lilin tersebut melambangkan harapan sekaligus doa agar kehidupan pemesannya selalu dinaungi "terang" untuk setahun ke depan.
"Jadi saat lilin menyala nanti, umat berdoa untuk segala kebaikan selama satu tahun yang akan datang. Lilin itu juga kan sifatnya terang, sehingga melalui lilin, kita bagaimana siap menerangi sekitar walau membakar dirinya sendiri," jelas salah satu pemimpin Vihara Thay Hin Bio, Viria Parama.