Bandar Lampun
Kisah Pembuat Lilin Imlek di Lampung, Marto 30 Tahun Buat Lilin untuk Vihara Thay Hin Bio
Siapa sangka, lilin-lilin tersebut ternyata dibuat sejumlah umat muslim yang bekerja di vihara. Marto, salah satu yang membuat lilin-lilin Imlek ini.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Ia mengatakan, lilin-lilin tersebut adalah murni lilin peribadahan.
Sehingga tidak diperjualbelikan untuk masyarakat umum di pasar.
"Jadi ini memang untuk penerangan dari umat yang berdoa," jelas dia.
"Kalau yang dijualbelikan, ada di pasar biasanya. Itu mereka dapatnya bukan dari pengerajin. Karena tidak ada pengerajin di sekitar sini. Biasanya mereka beli dari luar daerah, seperti Tangerang dan sebagainya," katanya.
Sementara itu Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bandar Lampung Rusli Taslim menuturkan makna lilin Imlek tersebut bagi warga Tionghoa.
Maknanya yakni sebagai ungkapan syukur dan terima kasih atas tahun yang telah dilalui.
"Kemudian kami meyakini semakin besar ukuran lilin, maka semakin terang perjalanan hidup dan sebagai lambang penerangan," kata Rusli Taslim.
Ia pun berharap pada Imlek tahun ini, pandemi Covid-19 dapat berakhir serta PPKM bisa lebih dilonggarkan. Ini agar perekonomian bisa segera pulih dan membaik.
Rusli mengatakan, akan merayakan Imlek tahun ini secara sederhana dengan tetap menjaga kesehatan diri dan keluarga.
"Agar bisa menuntaskan Covid-19 sebaik-baiknya," kata Rusli.
(Tribunlampung.co.id/Vincensius Soma Ferrer)