Pesisir Barat
Anak Sakit Meningitis, Istri Idap Kanker Tulang, Buruh di Pesibar Lampung Berharap Bantuan Dermawan
Buruh tani di Pesisir Barat itu sampai harus berutang ke sana kemari guna mencari dana demi kelangsungan pengobatan anak dan istrinya.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG BARAT - Buruh tani di Pesisi Barat Mawardi, telah kehabisan akal dalam mencari dana untuk pengobatan anak dan istrinya guna kesembuhan keduanya.
Buruh tani yang tinggal di Pemangku 5 Nomor 009 Dusun Harapan Mulya, Pekon Penggawa V Tengah, Karya Penggawa, Pesisir Barat itu sampai harus berutang ke sana kemari guna mencari dana demi kelangsungan pengobatan anak dan istrinya.
Anaknya yang bernama Reza Nur Ramadani menderita meningitis sejak usianya yang masih 3 bulan.
"Sekarang, usianya sudah 6 tahun," ujar Mawardi.
Sebagaimana diketahui, meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
Pria yang bekerja sebagai buruh tani itu menceritakan, di masa awal Reza menderita penyakit tersebut, anaknya masih rutin menjalani pengobatan.
"Pada awalnya dirawat di Puskesmas, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Alimuddin Umar Lampung Barat," cerita Mawardi.
"Saat ini, sudah tidak pernah lagi menjalani pengobatan karena terkendala biaya. Ibunya juga kan butuh pengobatan," tambah dia.
Sembari memangku anaknya, pria berusia 40 tahun itu turut mengisahkan penyakit yang diderita istrinya.
Istrinya yang bernama Meli Susanti menderita penyakit tumor tulang punggung sejak dua tahun terakhir ini.
Kondisi ibu berusia 34 tahun itu kian hari kian memburuk.
Sang suami mengisahkan, terakhir kali istrinya menjalani pengobatan ialah tiga bulan yang lalu dengan menggunakan meminjam dana kepada tetangganya sebesar Rp 6 juta.
"Terakhir kali ibunya berobat, tiga bulan lalu ke dokter spesialis saraf di Bandar Lampung," kata Mawardi.
"Dari situ baru ketahuan kalau ibunya ini mengidap penyakit tumor tulang punggung," sambungnya.
Dokter menyampaikan kepada Mawardi, jalan satu-satunya guna kesembuhan sang istri ialah harus diangkat tumornya melalui operasi.
Mawardi mengaku, kepastian waktu operasinya sendiri belum diketahui.
"Waktu itu disarankan dokter untuk melakukan kontrol terlebih dulu pada 16 Februari 2022," terangnya.
"Usai melakukan kontrol, baru ditentukan jadwal operasinya," imbuh dia.
Sungguh disayangkan, Mawardi sendiri tak memiliki uang untuk melakukan kontrol tersebut.
"Untuk melakukan kontrol ini, kalau dari pribadi saya, saya juga belum tahu dananya dari mana, karena memang tidak punya," ucap dia.
Mirisnya lagi, dalam melakukan pengecekan dan pengontrolan istrinya, ia selalu berutang kepada tetangganya.
"Harapannya, semoga ada dermawan yang bersedia membantu kami dalam penyediaan dana ini," ujarnya penuh harap.
"Agar istri dan anak saya bisa melanjutkan pengobatan demi kesembuhan mereka berdua," kata Mawardi.
Sementara itu, Meli yang hanya berstatus sebagai ibu rumah tangga mengaku, masih bersyukur.
Pasalnya, dalam kebutuhan sehari-hari keluarga, kerabatnya masih kerap membantu.
"Alhamdulillah dalam kebutuhan sehari-hari kami dibantu juga sama keluarga," ujar Meli.
Sesekali, ia meneteskan air mata kala mengisahkan mengenai penderitaan yang dirinya alami akibat tumor tulang punggung yang diidapnya.
"Setiap hari, hampir seluruh waktu, saya habiskan berbaring di tempat tidur. Untuk makan saja, saya mesti diambilkan. Bahkan untuk berjalan pun saya sudah tidak bisa lagi," ceritanya.
Yang menyedihkannya lagi, untuk buang air besar dan air kecil, Meli harus dibopong dari tempat tidurnya.
Meli menceritakan, awal mulanya, berbagai gejala ia alami sebelum mengetahui dengan pasti bahwa dirinya mengidap penyakit tumor tulang punggung.
"Kaki itu awalnya pegal, terus berat, untuk digerakkan itu berat," sebutnya.
Kondisi terburuk, ia rasakan sejak tiga bulan terakhir ini.
"Pinggang rasanya sakit, kaki lemas, tidak bisa jalan," keluh Meli.
Dengan nada memelas, ia menyampaikan pengharapannya kepada para dermawan, terutama kepada pihak Pemkab Pesisir Barat.
"Saya ingin sekali sembuh. Namun, secara pribadi, saya sendiri tidak memiliki dana untuk melakukan pengobatan biar bisa sembuh," harap dia.
"Ingin sekali saya itu dibantu. Ya saya mohon kepada Pak Bupati uluran tangannya agar saya dan anak saya ini dapat melanjutkan pengobatan lagi," tutupnya.
Sebagai informasi, Meli sendiri disarankan oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan kondisi tubuhnya pada 16 Februari 2022 mendatang di Rumah Sakit Urip Sumoharjo.
Jika dinyatakan layak, penjadwalan operasi Meli akan langsung ditentukan di Rumah Sakit Urip Sumoharjo pula.
Belakangan diketahui, Kapolres Lampung Barat AKBP Hadi Saepul Rahman tergugah hatinya usai mendengar kisah ibu dan anak itu.
Jargon Kapolda Lampung Irjen Pol Hendro Sugiatno 'Jiwaku Penolong' yang begitu melekat di hatinya pun turut berperan dalam menggerakkan dirinya untuk memberikan bantuan kepada Meli dan Reza.
Bantuan tersebut berupa sejumlah uang tunai dan sembako.
Sejumlah jajarannya pun ia instruksikan untuk menjenguk Meli dan Reza di kediaman mereka pada 29 Januari 2022 lalu.
Hadi sendiri kala itu sedang ada urusan yang tak dapat ditinggalkan, sehingga dirinya tidak dapat hadir untuk menjenguk keduanya.
Kepala Seksi (Kasi) Dokter Kesehatan Polres Lampung Barat Nursal Admin menerangkan, pejengukkan ini merupakan instruksi dari Kapolda Lampung yang melalui Kapolres Lampung Barat.
"Kegiatan kami ini sesuai dengan intruksi Kapolda Lampung, polisi menjadi jiwa penolong," kata Nursal.
Ia menyampaikan, Kapolres Lampung Barat menitipkan sejumlah bantuan berupa sembako dan uang tunai kepadanya untuk diberikan kepada Meli dan Reza.
"Semoga uangnya bisa digunakan untuk biaya pengobatan ke Bandar Lampung," harap dia.
Nursal menyampaikan, kegiatan tersebut akan dilaksanakan jajaran Polres Lampung Barat secara berkelanjutan.
"Insha Allah kegiatan ini akan tetap dilakukan secara kontinyu. Ke depan, kita akan memfasilitasi Ibu Meli, mulai dari proses rujukan bersama dengan pihak Dinas Kesehatan hingga aparat pemerintah lainnya," jelas dia.
"Supaya dalam proses rujukan dapat cepat dan mudah untuk ditangani dalam pelayanan kesehatannya," lanjutnya.
Ia juga menyampaikan, Kapolda Lampung pun mengaku siap memberikan bantuan saat Meli melakukan kontrol kesehatan di Rumah Sakit Urip Sumoharjo pada 16 Februari 2022 mendatang.
"Selanjutnya, saat berobat ke Rumah sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung, Kapolda Lampung juga akan memberikan bantuan sosial," ungkap Nursal.
Ia menghendaki, nantinya, bagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan ataupun konsultasi perihal kesehatan, pihaknya siap memfasilitasi.
"Insha Allah kita bersama dengan aparat pemerintahan yang lain siap memfasilitasi," tegas Nursal.
Atas bantuan yang diberikan Kapolres Lampung Barat beserta jajarannya, selaku kepala keluarga, Mawardi mengaku sangat bersyukur dan terbantu.
Ia berterima kasih atas segala bentuk perhatian dari pihak Polda Lampung dan Polres Lampung Barat.
"Semoga bantuan tersebut menjadi amal baik Kapolres Lampung Barat," ucap Mawardi mendoakan.
Bagi siapapun yang hendak menyalurkan donasi kepada keduanya, dapat menghubungi nomor 082279766589 (Suci) atau 082279450226 (Laila).
Selain itu, dapat pula langsung transfer di nomor rekening BRI 7618-01-009650-53-3 atas nama M Zakiaman selaku Ketua Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Pesisir Barat.
(Tribunlampung.co.id/Nanda Yustizar Ramdani)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/buruh-tani-di-pesisi-barat-lampung-butuh-uluran-tangan-dermawan.jpg)