KSAD Jenderal Dudung Bangkitkan Semangat dan Motivasi Anak Yatim di Lampung
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman memberikan motivasi kepada anak-anak yatim piatu yang juga santri Ponpes di Lampung.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman memberikan motivasi kepada anak-anak yatim piatu yang juga santri Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadhus Shalihin, Kota Bandar Lampung.
KSAD Jenderal Dudung menyemangati mereka agar pantang menyerah dalam menjalani kehidupan.
KSAD Dudung menyampaikan motivasi tersebut di sela-sela kunjungannya ke ponpes yang berada di komplek Villa Mas, Jalan Dr Harun II, Gang Agus Salim, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Sabtu (5/2) petang.
Jenderal Dudung datang bersama istrinya, Rahma Setyaningsih.
Pengasuh Ponpes Riyadhus Sholihin KH Ismail Zulkarnaen menyambut kedatangan KSAD Dudung dan istri. Hadir pula anggota Komisi I DPR RI Mukhlis Basri, Danrem 043 Garuda Hitam Brigjen TNI Drajat Brima Yoga, Dandim 0410/KBL Kolonel Inf Faisol Izuddin Karimi, serta sejumlah kiyai.
Atraksi pencak silat dan tari sembah dari sejumlah anak yatim piatu sekaligus santri Ponpes Riyadhus Shalihin memeriahkan penyambutan KSAD Dudung dan rombongan.
Sebelum memasuki area ponpes, seorang santriwati mengalungkan selendang kepada Dudung sebagai bentuk penghormatan.
Sesaat sebelum memasuki aula tempat silaturahmi, sejumlah anak yatim antusias menyambut KSAD Dudung dengan melantunkan selawat.
Setelah tiba di aula, Dudung duduk membersamai para kiyai sepuh. Mereka berdialog hangat.
Dialog dengan kiyai-kiyai sepuh selesai, KSAD Dudung melanjutkan aktivitas dengan membersamai anak-anak yatim.
Di hadapan mereka, Dudung menceritakan kisahnya sewaktu masih berusia 12 tahun. Saat itu, ayahnya berpulang.
Karena keterbatasan ekonomi, Dudung harus memutar otak untuk membantu agar kebutuhan hidup keluarganya terpenuhi.
Ia mengungkapkan dirinya pernah menjadi penjual kue dan nasi hingga menjadi loper koran.
"Kita harus bangkit dan jangan ragu. Kita tidak pernah tahu. Hidup ini sangat misteri. Kita juga harus menyertai dengan ikhtiar,” tutur Dudung.
“Itu pesan saya. Maka, belajarlah seperti kita akan hidup seribu tahun. Tapi, belajarlah agama seakan kita akan mati besok," sambungnya.