Tanggamus

Belajar Lukis Bakar dari Internet, Pelukis di Tanggamus Kebanjiran Pesanan hingga ke Singapura

Saat ini seni lukis bakar atau pyrography masih jarang diketahui masyarakat luas. Tapi ternyata ada pemuda dari Tanggamus yang menggelutinya.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Kiki Novilia
Tribunlampung.co.id / Tri Yulianto
Ilustrasi. Belajar Lukis Bakar dari Internet, Pelukis di Tanggamus Kebanjiran Pesanan hingga ke Singapura. 

"Kalau dari Jawa paling jauh pemesan dari Jawa Timur, lainnya Jabodetabek, Batam. Kalau luar negeri ada dari Singapura. Semua itu ya karena dari media sosial," ujar Ahmad. 

Untuk pemesanan bisa lewat akun Facebook dengan nama Ahmad Mukhlisin art. Atau Instagram @usinoi28, dan bisa melihatnya di You Tube dengan channel Seniman Pelosok. 

Sedangkan lukisan, Ahmad biasa menerima objek lukisan berupa wajah yang diambil dari foto, lalu kaligrafi, hewan, pemandangan, dan wayang. Dalam sepekan rata-rata menerima dua pesanan lukisan.

Dan untuk pengerjaan minimal dua hari dan paling lama satu pekan, disesuaikan ukurannya. Setelah itu karya dikirimkan ke pemesan lewat jasa pengiriman. 

Sedangkan untuk tarif pun bervariasi dari terkecil Rp 150 ribu hingga jutaan ditambah ongkos kirim. Pemesan minimal harus memberikan uang tanda jadi dulu lewat transfer, sisanya saat lukisan sudah jadi.

Sedangkan jika bisa menemuinya di rumah maka silakan datang langsung. Supaya keinginan dari pemesan pun mudah tersampaikan.

Dalam sepekan, Ahmad rata-rata menerima dua pesanan lukisan. 

Selain itu, dirinya pun menerima pesanan lampu hias dari bahan paralon, miniatur perahu layar, kotak tissu, kerajinan kayu, ukiran, dan meja hias.

Karya pyrography dari Ahmad sudah menarik Maria Ulfa sebagai salah satu pemesan lukisan.  

Baca juga: Gunakan Perahu Tak Layak Pakai, Pasutri di Tanggamus Tenggelam di Bendungan Batu Tegi

"Saya tahu lukis bakar dari tayangan televisi, terus saya ke sana untuk lihart karya-karyanya. Bagus-bagua dan saya sama suami pesan satu. Sangat bagus, kreatifitas anak Kabupaten Tanggamus yang harus didukung. Maka saya pesan yang harga Rp 250 ribu," ujar Ulfa, warga Kota Agung. ( Tribunlampung.co.id / Tri Yulianto )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved