Bandar Lampung

Honorer Bekerja Sampingan demi Bertahan Hidup, Ada yang Berjualan Kue hingga Berkebun

Bekerja sampingan guna bisa bertahan hidup, menjadi kisah umum yang kerap terlihat pada para tenaga honorer di Indonesia. Termasuk di Lampung.

Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id / Deni Saputra
Ilustrasi - Nasib para tenaga honorer di Indonesia masih memprihatinkan. Hal yang sama juga terjadi di Lampung. Tak jarang mereka harus mencari pekerjaan sampingan lain, guna bisa mencukup kebutuhan hidup. 

Bahkan dari bisnisnya ini, ia pernah diminta mengisi pelatihan yang diselenggarakan oleh Disnakertrans Mesuji.

"Itu di tahun 2019 saya pernah dapat job sebagai narasumber dan hasilnya lumayan. Namun karena situasi covid-19 mulai muncul, pelatihan itu sudah tak ada lagi," ucapnya.

Agnes juga mengaku pernah berjualan keliling di lingkungan Pemkab Mesuji.

Saat itu ia jualan bubur kacang ijo hingga cavavis atau makanan olahan dari singkong.

Makanan yang ia buat ini bahkan pernah diikutkan dalam lomba inovasi hingga mendapatkan juara satu.

Jual Frozen Food

Hal senada diceritakan Jo, bukan nama sebenarnya, pegawai honorer di Pemprov Lampung.

Ia bercerita, sudah 15 tahun mengabdi sebagai tenaga honorer dari tahun 2008 hingga saat ini.

Ia mengaku sangat kecewa dengan rencana pemerintah menghapuskan tenaga honorer.

Sementara rencana rekrutmen PPPK di Lampung juga belum jelas.

Menurut dia, pemerintah harusnya melihat pengabdian para honorer yang sudah lama.

"Jika ingin menghapuskan honorer, ya kita yang honorer ini diangkat semua jadi tenaga PPPK," kata dia.

Ia bercerita, selama bekerja sebagai honorer, gaji yang diterima kecil dan tidak cukup untuk biaya hidup.

Apalagi dirinya sudah berkeluarga dan memiliki dua anak.

Beruntung, istrinya juga bekerja. Istrinya seorang PNS.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved