Tanggamus
Tanggul Penahan Ombak di Pelabuhan Perikanan Kota Agung Roboh, Nelayan: Memang Sudah Lama Rusak
Tanggul penahan ombak di Pelabuhan Perikanan Kota Agung roboh pada salah satu bidangnya. Lama tak dapat perawatan
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG .CO.ID, TANGGAMUS - Tanggul penahan ombang di Pelabuhan Perikanan Kota Agung roboh pada salah satu bidangnya.
Menurut Awin, seorang nelayan di PPI Kota Agung, talud tersebut roboh karena kondisinya sudah rusak.
"Dari dulu memang sudah rusak tapi dibiarkan saja akhirnya roboh. Pokonya sepanjang talud itu memang sudah rusak tunggal tunggu robohnya saja," ujar Awin, Rabu (16/2/2022).
Ia mengaku, penyebab roboh bukan karena ombak. Sebab untuk bangunan di tepi laut pasti terhantam ombak.
"Ya kalau misalnya bangunannya bagus pasti lebih kuat. Itu jelek saja bangunannya. Bukan cuma karena ada ombak, namanya dekat laut pasti kena ombak," ujar Awin.
Baca juga: 9 Warga Lampung Jadi Korban TPPO, Korban Mengaku Bingung saat Dijemput Polda Lampung di Ponorogo
Panjang talud yang roboh sekitar delapan meter. Kini hanya menyisakan material dan puing-puing talud yang roboh.
Titik yang roboh ada di tengah-tengah di antara seluruh talud. Dan sekarang ini seluruh talud sudah rusak, tinggal menunggu robohnya.
"Kalau mau memperbaiki ya sekarang ini, sebab yang rusak cuma bagian bawah-bawahnya. Itu bisa ditutup batu-batu besar terus disemen," terang Awin.
Menurut Asep, nelayan lainnya, selama ini tidak ada upaya perawatan serius untuk mempertahankan talud tersebut. Padahal talud sudah rusak sejak 2016 lalu.
"Jebolnya sih sudah beberapa tahun lalu, terus makin lama tambah lebar. Tapi tidak ada perbaikan, akhirnya batu-batuan untuk bangunan talud rontok. Apalagi saat musim ombak besar," ujar Asep.
Baca juga: Perkembangan Terkini Covid-19 di Lampung, Ada 743 Kasus Terkonfirmasi Positif Baru pada Hari Ini
Menurutnya talud itu penting supaya kolam pelabuhan tetap dalam dan tidak membuat perahu nelayan kandas. Sebab pada Pelabuhan Perhubungan di sebelahnya kedalaman laut makin dangkal akibat sedimentasi.
Talud ini dibangun untuk membentuk kolam pelabuhan. Sehingga permukaan tanah tidak terkikis akibat ombak. Dengan begitu mencegah pendangkalan di kolam pelabuhan.
Selain itu, adanya talud ini pun untuk melindungi SPDN dari hantaman ombak. Sebab tepat pada sisi utaranya merupakan bangunan SPDN.
Talud laut ini terhubung dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), lalu pada sisi timur terkait dengan break water. Perairan di dalamnya itulah kolam pelabuhan agar perahu nelayan bisa sandar di dermaga.
Talud tersebut dibangun 2014 lalu. Dana pembangunannya Rp 3,5 miliar dari anggaran tugas perbantuan (TP) Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Bangunan talud memilik panjang sekira 90 meter dengan ketinggian 3,5 meter dengan bentul L.
(Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)