Berita Terkini Artis

Jantung Roy Kiyoshi Tinggal 15 Persen, Luna Maya Langsung Syok

Apa yang membuat Roy Kiyoshi kini jarang tampil di layar kaca? Benarkah pria yang dulu dikenal sebagai paranormal ini mengidap penyakit serius?

Penulis: Gusti Amalia | Editor: Heribertus Sulis
Youtube TS Media
Roy Kiyoshi kini jarang tampil di layar kaca karena mengidap penyakit serius. Baru terungkap, ternyata kerja jantung Roy Kiyoshi kini tinggal 15 persen.  

“Selama perempuan menstruasi relatif lebih aman, tetapi ketika dia sudah mencapai menopause maka risiko terkena penyakit jantung koroner ini menjadi sama dengan laki-laki,” ujar Radityo.

Ia mengatakan faktor risiko lain, seperti diet makanan yang tidak sehat, merokok, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan stres dapat dikurangi untuk mencegah insidensi kejadian penyakit jantung lebih lanjut.

“Makanan sehat ini kadang terasa sulit tetapi sebetulnya gampang, kita harus memulai dari diri sendiri. Perubahan kecil yang terus-menerus akan jauh lebih baik dibandingkan melakukan perubahan besar tapi hanya beberapa saat saja,” ujarnya.

Radityo menyebutkan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyarankan konsumsi lemak cukup 25 persen dari energi total dan maksimum 67 gr atau 5 sendok per hari.

“Kalau kita lihat satu porsi gorengan itu kira-kira 28 persen mengandung lemak. Kalau nasi padang kira-kira 30 gr lemak atau sekitar 45 persen,” kata Radityo sambil mengingatkan bahaya konsumsi lemak berlebih.

Di masa pandemi seperti sekarang, kebanyakan orang bekerja dari rumah (work from home) dan lebih banyak menghabiskan waktu duduk menatap layar gadget.

Radityo mengingatkan jika kondisi ini tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang aktif akan membahayakan kesehatan seseorang dan memperbesar peluang terkena penyakit jantung.

“Bedakan aktivitas fisik dengan ordinary activity. Kalau aktivitas fisik itu harus ada waktu khususnya dengan berusaha meningkatkan aktivitas aktif. Kalau setiap hari mengejar bus apakah itu aktivitas fisik? Ya belum,” katanya.

Faktor risiko lain yang dapat dihindari adalah merokok. Radityo menyebutkan 33 persen masyarakat Indonesia masih merokok.

Permasalahan ini telah diatasi berbagai cara oleh PERKI namun belum membuahkan hasil signifikan.

“Saya kira ini harus mulai dari akar masalahnya, yaitu health promotion. Ketika orang tidak sadar tentang bahaya merokok dari dasar, akar masalahnya ini tidak akan selesai,” kata Radityo.

Terakhir, kondisi stres yang tidak diatasi dengan baik atau ketika tekanan darah meningkat menyebabkan seseorang mengalami serangan jantung.

Radityo mengatakan bagi orang yang sudah mengalami gejala atau terlanjur menderita penyakit jantung, hal utama yang harus dilakukan adalah melakukan sesi konsultasi dengan dokter spesialis.

Ia menekankan bahwa resep dokter akan diberikan kepada pasien secara spesifik karena setiap orang memiliki tingkatan penyakit yang berbeda-beda.

“Tidak semuanya dipukul rata, misalnya tidak boleh makan lemak sama sekali. Hanya saja, hanya lemak baik yang kita konsumsi. Aktivitas fisik juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter karena setiap orang itu berbeda-beda. Misalnya, dokter akan melatih uji beban. Dengan uji beban ini, maka penderita akan mendapatkan resep untuk latihan, itu juga sifatnya personally design,” pungkasnya. 

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com 

(Tribunlampung.co.id / Gusti Amalia)

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved