Konflik Rusia Ukraina
Militer Ukraina Klaim 3.500 Tentara Rusia Tewas Dalam Pertempuran Sengit di Kyiv
Militer Ukraina klaim 3.500 tentara Rusia tewas dalam pertempuran sengit di Kyiv, dan sekitaran ibu kota Ukraina.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -- Militer Ukraina klaim 3.500 tentara Rusia tewas dalam pertempuran sengit di Kyiv, dan sekitaran ibu kota Ukraina.
Diketahui, serangan militer Rusia kepada Ukraina terus berlanjut sejak Kamis (24/2/2022).
Terbaru, militer Ukraina melaporkan kerugian yang dialami musuhnya, Rusia.
Ukraina mengklaim ada lebih dari 3.500 personel tentara Rusia tewas dalam perang, dikutip dari BBC, Sabtu (26/2/2022).
Hal itu disampaikan pihak militer Ukraina melalui halaman Facebook-nya.
Baca juga: Diserang Rusia, Presiden Ukraina: Ketika Menyerang Kami, Anda Akan Melihat Wajah Kami
Baca juga: Presiden Ukraina Tolak Bantuan Amerika, Volodymyr Zelenskyy: Saya Butuh Amunisi
Selain korban pasukan Rusia yang tewas, Ukraina juga menahan sebanyak 200 tentara Rusia.
Mereka menambahkan bahwa Rusia juga telah kehilangan 14 pesawat, 8 helikopter, dan 102 tank sejauh ini, BBC belum memverifikasi klaim ini secara independen.
Sementara, Rusia sejauh ini juga belum mengakui adanya pasukannya yang menjadi korban.
Jumlah pasukan Rusia yang tumbang dalam konflik invasi ini juga disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Malyar lewat postingan Facebook resminya.
Situasi Ukraina: Pertempuran Sengit Mulai Terjadi di Jalanan Kiev
Berikut situasi di Ukraina pada Sabtu (26/2/2022) pagi memasuki hari ketiga invasi Rusia.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, pasukan kembali Rusia menyerbu ke arah Ibu Kota Ukraina, Kyiv pada Sabtu (26/3/2022) pagi.
Baca juga: Warga Ukraina Lawan Militer Rusia Pakai Bom Molotov
Baca juga: Tentara Rusia Disebutkan Mendekati Ibu Kota Ukraina, Suasana Kota Kyiv Mencekam
Alhasil, pertempuran sengit tak terhindarkan di jalanan Kota Kyiv.
Ledakan terdengar di berbagai penjuru jalanan Kota Kyiv.
Saat situasi sengit semakin berkecambuk, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengimbau warga untuk mengangkat senjata
Sementara, pejabat kota setempat medesak agar penduduk Ukraina mencari perlindungan.
Presiden Ukraina juga menolak tawaran Amerika Serikat (AS) untuk mengungsi.
Ia bersikeras untuk tetap tinggal di Kiev meski ancaman serangan Rusia membahayakan dirinya.
"Pertarungan ada di sini," ujar Zelenskyy, dikutip dari APNews, Sabtu (26/2/2022).
Adapun, bentrokan itu terjadi setelah pertempuran selama dua hari yang mengakibatkan ratusan korban jiwa.
Bentrokan juga menghancurkan jembatan, sekolah, dan gedung apartemen di beberapa kota di dekat Kota Kyiv.
Serangkaian Ledakan Terjadi
Serangkaian ledakan terdengar di pinggiran Kota Kyiv sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Ledakan terjadi pada pukul 2 pagi waktu setempat atau sekitar jam 7 pagi WIB.
Lokasi pasti ledakan belum diketahui secara jelas.
Tak lama setelah itu, angkatan bersenjata Ukraina melaporkan pertempuran sengit di sekitar Vasylkiv, sebuah kota yang terletak sekitar 18 mil selatan Kota Kyiv.
"Pertempuran sengit saat ini sedang berlangsung di kota Vasylkiv di wilayah Kota Kyiv, di mana penjajah berusaha mendaratkan rombongan," kata angkatan bersenjata.
Pasukan Rusia maju menuju Kota Kyiv dari utara dan timur.
Penyebab Terungkap
Di sisi lain, terungkap akhirnya penyebab serangan militer besar-besaran Rusia ke Ukraina yang terjadi pada Kamis (24/2/2022).
Kekhawatiran dunia benar-benar terbukti.
Rusia akhirnya melakukan serangan militer besar-besaran ke Ukraina, Kamis (24/2/2022).
Pekan lalu, tanda-tanda serangan militer itu telah digaungkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Dia meminta warga Ukraina untuk mengibarkan bendera negara dari gedung-gedung dan menyanyikan lagu kebangsaan secara serempak pada Rabu (16/2/2022).
Hari ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan balatentara menyerang sejumlah kota di Ukraina.
Suara sirine di sejumlah kota termasuk Ibu Kota Kiev terdengar meraung-raung.
Ledakan keras dari senjata militer Rusia membumi hanguskan sejumlah instalasi militer Ukraina.
Data sementara 8 warga Ukraina meninggal dunia. Diperkirakan korban terus bertambah dan ribuan orang telah mengungsi.
Lalu apa sebenarnya pangkal persoalan antara Rusia dengan Ukraina?
Apa yang menyebabkan Rusia menyerang Ukraina?
Berikut ulasannya
Seperti diketahui, wilayah yang sekarang disebut Ukraina, Rusia, dan Belarusia adalah bagian dari Kievan Rus.
Kievan Rus adalah negara adidaya abad pertengahan yang berpusat di tepi Sungai Dnieper, hampir 1.200 tahun yang lalu.
Namun Rusia dan Ukraina memiliki bahasa, sejarah dan politik yang berbeda.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali mengklaim bahwa Rusia dan Ukraina adalah "satu", bagian dari "peradaban Rusia" yang juga mencakup negara tetangga Belarusia.
Sementara itu, Ukraina menolak klaim Putin tersebut.
Ukraina mengalami dua revolusi pada 2005 dan 2014.
Keduanya menolak supremasi Rusia.
Ukraina malah mencari jalan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara.
Baca juga: Pemerintah Pastikan 138 WNI di Ukraina Aman, Kemenlu Minta WNI Berkumpul di KBRI Kyiv
Putin pun sangat marah dengan kemungkinan adanya pangkalan NATO di perbatasannya jika Ukraina bergabung dengan aliansi tersebut.
Sebab NATO adalah aliansi militer yang didirikan lantaran persaingan blok Barat dengan Uni Soviet dan sekutunya pasca-Perang Dunia II.
Anggota NATO diisi negara-negara sekutu Amerika seperti Inggris.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com